PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

11.10.2015

BUNGA DI TANGAN MONSINYUR


gerimis menandai ini awal musim yang lain
kesudahan untuk musim yang lalu. laron-laron
mulai beterbangan di mendung pagi. awan-awan
memang sedang kelabu. seperti puisi yang pernah
ditulis, barangkali mereka sedang menjelma
para malaikat, sedang hendak menjatuhkan sesuatu

gerimis mungkin mitos bagi sebagian manusia
tapi tidak bagi bunga-bunga. tangkai yang telah
melahirkannya. mekar setelah kuncup. menunjukkan
lekuk dan warna. ini awal musim yang lain;
sementara bunga-bunga tidak hanya sedang akan mekar
di hutan tropis. manusia menanamnya di mana-mana.
musim menggerakkan tubuh cuaca. mengisi tempat
yang telah disediakan untuk bermukim selama waktu
mengizinkannya. demi keindahan atau demi apapun
tanaman bunga dipelihara manusia.

tengah malam dengan angin dan hujan kecil, sebuah lonceng
berdentang di kapel. november datang, perminyakan berlalu
sebagaimana lambang penyerahan diri kepada sang maha.
lalu pada sebuah kabar: ada yang sedang pergi rupa-rupanya

bunga-bunga tumbuh di tanah yang subur dan berumur
mereka mungkin mitos bagi sebagian manusia
tapi tidak di tangannya di tangan seorang monsinyur:
pada segala musim dan cuaca, masa yang ditakdirkannya
mereka mekar ungu kemerahan
mengirim kelabu mendung
menyalakan tantum ergo para malaikat
mengutus nyawa laron-laron
lalu jatuh menuju inti cahaya


2015

INSANG KOTA


bila kenangan buruk rupa berlanjut di jalanan, mendung
yang pertama di pancaroba. rasa-rasanya aku semakin kesulitan
menerjemahkan kamu. tapi ini laku yang asyik, bukan
pertama-tama hujan sebentar lagi menjatuhkan matapuitik,
ini soal hubungan kita yang diciptakan kota beserta
benda-benda sejarah yang membikin bernama.

memang susah benar, kutemukan kamu di kantor-kantor
yang berisi peraman masa depan. bernapas di sini seperti
diajarkan untuk menjadi diri lain, bukan diri sendiri. tapi
sekali lagi, hidup mesti dilanjutkan sebagaimana musim,
musim yang menggerakkan nyawa tumbuh-tumbuhan
dan siklus rantai makanan.  bernapas di sini, orang-orang
mudah meneteskan keluhan sebab mereka menanggalkan
hidung dan paru-paru. menggantinya dengan insang

bila kenangan buruk rupa berlanjut di jalanan, kita mungkin
semakin payah menghadapi kenyataan yang menjelma ikan-ikan,
kita semakin menisbikan sebuah hubungan. demikianlah
kota telah dipenuhi air, ditimpali arus-arus gelisah
dan segala benda hanyut di dalamnya


2015