PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

9.25.2016

PUISI PEMENANG PILIHAN RIAUREALITA.COM

Berikut puisi saya yang menjadi pilihan juri yang diumumkan pada hari di mana saya menyambut umur baru. Terima kasih Semesta.



PENDIDIKAN KEBAHAGIAAN
: mbak r.

ia membaca sepenggal bagian buku motivasi
yang berbunyi, kita tak harus membahagiakan
setiap orang yang kita jumpa;
ohyeah...semangat para hadirin!
seorang motivator berdiri berjalan
di panggung bersama seorang mc,
audience membalas salam dengan wajah bungah

ia menyimpan wajah-wajah yang memancar
dari tubuh televisi itu. seorang motivator
yang tak henti-hentinya berkelakar,
legawa pada yang dialami, sebab
hidup adalah kita, hidup adalah kita
spirit for life, guys!

ia merenung-renungkan segala yang nyala
segala yang padam; kenangan membentuk
yang nyata jadi jauh semata, namun dengan
kuasa eksistensi manusia segalanya bermakna
bahkan kemiskinan dalam arti harfiah
itu sendiri; tentu ini bukan ajaran socrates
tentang refleksi yang dijunjung tinggi

ia bersyukur sebab semesta yang agung
telah memperkenalkan para pemilik modal
beserta penggerak mesin demi tumbuhnya
produktivitas dan adilnya diskriminalitas

ia bersyukur bisa naik kelas dari tidak tahu
apa itu rela berkorban apa itu rela berkurban
menjadi semakin rela terhadap apa saja
yang hilang dari kegelisahan manusia
metropolitan yang tumbuh dangkal
dari rapal cahaya-cahaya digital

ohyeah...semangat para hadirin! yakinlah,
hidup tak segampang minum aspirin!


2016



Sumber: http://riaurealita.com/mobile/detailberita/4049/pengumuman-pemenang-lomba-cipta-puisi-hut-pertama-riaurealitacom

9.17.2016

KEKUPU DI JALAN SETAPAK

pertemuan yang berulang-ulang kadang memanggil masa lalu
untuk kembali bernapas dan sekadar bertegur di masa kini;
perjamuan yang mengingatkanku pada karang-karang
di pantai yang ombaknya sedikit tenang seperti membisikkan
"jangan bermain terlalu jauh, 
ingat, di dalam sana, ada yang sedang 
rindu-rindunya berbuih menunggu bau tubuhmu"

sebentar lagi, di mabuk kesembilanku karena goncang laut
aku menjelma kekupu; masa lalu menjadikan sayap-sayapku
berwarna lebih muda dari wajahmu. bunga-bunga kering
di pinggir pantai mengingatkan mataku perihal
jalan-jalan setapak yang telah kita sepakati
ke mana kita mesti menggiring raga-raga kita
menemui tempat untuk rebah di siang hari.

sebuah penglihatan mencuri kegelisahanku dari masa kini,
sebuah penglihatan sehijau lampau, sedekat pelukan
yang tak pernah kembali; sebuah penglihatan lebur
dalam kepalaku yang kerap kali ingin membenturkan diri
bersama keresahan masa depan yang tak punya guna
ke dinding-dinding dengan cat-cat hijau pudar
dan coretan-coretan "lepaskan aku, lepaskan aku"

pertemuan sering kali berulang, perjamuan sering kali
mendulang; tubuhku humus yang dirindukan bunga-bunga
yang menunggu para serangga. tubuhku kamus yang
menyimpan segala lema masa lalu dengan kata pengantar
tentang kepak kekupu tanpa kawanan, angin pantai siang hari,
dan guguran rumus kebahagiaanmu di sepanjang jalan setapak:
sunyi, sunyi sekali



2016