PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

8.20.2010

DUA BAIT BAGI BAIT DI ATAS GUNUNG TEPEYAC

tertanda Bunda Guadalupe


*
kami persembahkan bebunga di kalung doa kami yang kami pujakan
kepada salam namamu, Bunda. dengan segenap pengasihan dan
pengampunan ke atas dua belas bintang di mahkotamulah, kami menerima
harapan sebagai sebuah jawaban atas pertanyaan di setiap kami menjalani
ziarah menuju gua-gua dan tempat-tempat suci. sebab, ketiadaan kami
yang akan datang telah menjadi kekhawatiran dan kegetiran kami di
bulatan-bulatan kecil bertanda salib itu. sejatinya kami lelah
mengampuni airmata kami sendiri; tapi di bait yang kami dirikan
bersama penghiburanmu, dosa kami selamanya akan menjadi mayat
di antara hari-hari kebangkitan. dan, kami akan menerima kegembiraan
dari Gabriel tentang litani kerendahan-hatimu yang temazmurkan!

**
seperti jubah yang dikenakan juan diego, seperti lukisan dirimu
yang tersematkan di setiap sudut katedral, gereja, kapel maupun sebalik
kertas novena. bersalam-salam kami sampaikan, berpesan-pesan
kami bacakan sewaktu kami membersihkan sisa tetes lilin. membeku
di palung-palung tempat kami melahirkan nama-nama permandian kami.
pada bait keperkasaan yang kami temui di sepanjang perjalananmu menuju
elisabetlah, kami belajar menganyam kalvari-kalvari perkasa di doa kami
sebelum kami meninggalkan tali dan kasut kami. maka, damailah kami seperti
burung-burung pipit bercericit hinggap bersarang seperti setiap helai
rambut kami yang tumbuh lalu jatuh menandakan kitab zaman kami
bahwasanya Tuhan tetap ada di bait-bait kami di atas gunung tepeyac
tempat kami berulang-ulang mengenangmu juga buah tubuhmu dengan
matarindu. O, Pia...O, Maria!


Kerep, 2010