PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.29.2014

ABAD YANG SELALU BAHAGIA



ia seka wajahnya yang terhimpit tingkap gedung-gedung
roda-roda jalan, asap, limbah liar yang tumpah, dan jadwal
penggusuran. perayaan-perayaan yang tumbuh meriah
di antrean mimpi-mimpi orang yang terbukti kesejahteraannya,
di antaranya kesakitan kiri berjejal di tubuh-tubuh kemudi
atas rasa cemas terhadap matahari masa depan. udara abu
menempel di pipinya saban kali ia menengok ke kanan,
sebab di hadapannya setiap rumah menjadi tempat ibadah,
dan batu-batu yang dibuang oleh para tukang bangunan
menjadi hiasan sepanjang sejarah yang disembunyikan dari
catatan rahasia sebuah rezim.

sebuah abad yang selalu bahagia; dari orasi aristoteles sampai
rama dalam kacamata gandhi, ketika masing-masing
kemiskinan yang miris kembali untuk menatap matanya;
sebab katanya, itu semua surga yang merdeka dari cinta
luka-luka batin nenek moyangnya


2014



SELAMAT ULANG TAHUN, BETLEHEM!



dari tingkap atap katedral: pucuk salib, tak kulihat apa-apa
selain warna-warni pantulan cahaya yang ditebar sedemikian rupa,
pohon-pohon berdahan runcing, gua dan kandang buatan, dan,
patung-patung buatan;
sebuah rancangan istimewa yang dijadikan penghias suatu perayaan
telah dipercaya bahwa akan membawa ruah-ruah berkat,
tapi aku mulai sadar, orang-orang hendak memindahkan
ruang pun waktu dalam ayat-ayat yang dicetak miring
: sebuah kota yang teramat lampau
di suatu tahun, ketika sepasang kekasih ditolak  
untuk sedapat-dapatnya bersalin di tempat
seperti halnya kelahiran-kelahiran yang pantas

betlehem telah menjadikan sebuah peristiwa
yang sebenarnya tak diduga, atau tak dinubuatkan
nabi-nabi di perjanjian lama. betlehem, telah
menjadikan orang-orang kini membayangkan
peristiwa buatan abadi yang dicetak tebal
yang melahirkan tuhan buruan kaisar agustus



2014

12.28.2014

CINTA PERTAMA MANUSIA DIGITAL


ular kesekian telah sengaja dicipta di alam tubuh kami
dan dunia bising membuatnya pertanda: pasangan
pertama berjenis manusia bermata cahaya
layar-layar digital. sebab kami baru saja jatuh cinta,
semoga tak ada kehidupan bunyi-bunyi monitor  
untuk melarang apapun sebagai cinta pertama
yang pokok bijinya tetap sama. di firdaus baru:
lanskap jaringan sosial, tanah tempat mark zuckerberg
menggaruk-garuk kepala penciptanya



2014

AFORISME PERTEMUAN SINGKAT


:kate

ia peristiwa teramat singkat yang dekat, aku berada
tepat di belakangnya berusaha memegang lekuk pinggangnya
tapi ia lari tergesa menuju sebuah ruang yang sebenarnya
tak asing bagiku. ia menghilang di tengah keramaian
antrean orang-orang. (katanya, ini sebuah rekam ulang
dari sepanjang kenyataan yang berputar cepat dan pendek)

sehabis perempuan molek itu, yang kukira kekasihku,
aku mendengar seolah ada lirih suara malaikat
menurunkan nasihat dalam ayat dalam mimpi
subuh tadi: berkunjunglah ke kubur
yang kelak purna merestuimu, layaknya matahari
bapak dan ibumu

lalu aku terpaksa melepas jerih isak; hidup sepanjang kini
hanya untuk mencintai tanah kehilangan,
merelakan langit kepergian?

aku lari sebelum diketuk-ketuk oleh mata kesadaran
pemilik dada yang mahalapang
kate, kekasih narsisiusku,
ke mana saja dirimu yang malang?


2014



HEADLINE DI BERANDA TUA


1.
sebuah pencarian tak akan lepas dari kilasan fana
pesan-pesan warisan yang tak sampai karena hidup
penuh dengan pandangan-pandangan yang ngadat
seperti tubuh prosesor tahun 90-an;
untuk sampai pada manusia utama, era hasrat nikmat
mesti dikaburkan, dilesatkan dari mata hening suryomentaram
atau jauh dari petasan nasihat derita sasrokartono.
tapi, tuan-puan, mungkinkah itu bisa dinyatakan
sebagai pengunguman penting
di antara kepadatan pasar-pasar terbuka?

2.
rupa-rupa lahir semakin tak murni, semakin tak tampak
dari jerih payah para pemahat arca-arca yang hilang
di museum, arsitektur rumah-rumah joglo yang kini
dipelihara orang asing

para pribumi yang tak mengindahkan
lengan-lengan etika para filsuf yunani
atau kaki-kaki ajaran serat-serat yang dibeli
oleh aurat para kolektor, mereka mencoba
mencari-cari semar yang terjebak
pada cahaya-cahaya kecil di lorong-lorong
cemasnya sendiri sebelum menjelma
foto-foto selfie

3.
seolah ada yang mencuri diam-diam
lalu perlahan menggali kuburan massal,
mempersiapkan monumen pahlawan kesiangan

pekik kehilangan akan indah pada waktunya,
tuan-puan!

lalu pada sebuah tatapan di headline koran
yang teramat lokal,
seorang tua tak mampu menghisap airmatanya
di beranda
:
jenazah kawannya (seorang kejawen) dilarang dikebumikan
di tempat pemakaman umum--tanahnya
sendiri



2014

12.14.2014

DI KUNCUP LUKA YANG DETAKNYA KUPERAM



seribu bulan berlalu begitu saja tapi aku tak juga mengerti
di arah mana kutemukan almanak yang bisa bikin
pandanganku berhenti menumpahkan yang suci
dari pendar cahaya airmatamu;
ataukah detak di kutuk tubuh dunia ini
memompa luka yang paraunya terlanjur mesra?

di kedalaman lain kutemukan yang kuncup semacam luka
yang mengeras setiap bulan akhir memintamu
menafikan waktu


2014



MUSIM DI KAMPUNG HALAMAN



I.
lewat tahun-tahun yang dihisap mulut sunyi
hendak kukabarkan keadaan yang melumat rongga dadaku
sedemikian rupa;
lama waktu, susah kuperoleh padanan kata rindu
yang mulai berduri di dinding-dinding sisa pertemuan
yang terbuat dari jarak. ingatlah, ini bukan soal
aku terlampau bodoh untuk menyerahkan diri
hanya pada cinta permen karet, ini soal
bahwasanya kosa kata itu telah sesepah
buah terlarang setengah matang
yang terlanjur ditelan

II.
di kampung ini dekorasi  lingkaran harian telah satu per satu
mengungsi jauh dari peradaban yang membikin nyala lain
pada bola mata manusia. nyala itu merasuk dan mengitari
lubang pada catatan masa lalu: tapak jalan-jalan batu abad
pertengahan,  sungai-sungai venesia yang berlengan kecil,
gemuruh gema konser perbukitan islandia, hujan di gurun afrika,
kebakaran di hutan tropis; suasana-suasana menyentuh
yang barangkali tingkat keasingannya
belum bisa kubayangkan dari peta geografis masa kini

III.
siapa bilang aku tak bersemangat bergerak di kampung sendiri;
membuang sampah hampir tiap pagi, bertemu tukang rosok
yang menambal nasibnya dengan barang-barang bekas,
meratakan penghijauan di pinggir kali tempat tikus-tikus
mati diracun, menyapu pelataran, dan akhirnya
mendoakan para pekerja nafkah yang merasa kesadarannya
terjebak oleh hal-hal praktis -- sebelum kusimpulkan,
betapa puitis dan metaforisnya kisah-kisah mereka

IV.
putaran musim yang keteraturannya sangat beraneka ragam
adalah kampung halaman adalah sebagian dari narasi iman
yang tunasnya tak kunjung mekar,
sebagian dari imajinasi yang dasar perihnya selalu sama;
menyatu jadi sepasang sayap
menyulap yang dilewati dan melewati
menciptakan pintu-pintu alpa dan omega


2014





12.05.2014

MEMUSATKAN KEINDAHAN


buat y.a.

seperti butir biji yang punya daya untuk pecah--tumbuh
di kedalaman tanah;
begitupula kuncup luka, aneka wajah yang bermusim
di kejauhan dirimu: yang pada saatnya mekar 
sebelum kesadaran paling akar menggetarkan kelopaknya,
menggugurkannya satu demi satu.

seumpama padma ungu yang bulir-bulir airnya memantulkan
seri buddha;
begitupula nyala rindumu yang sembuh



2014

SCHEHERAZADE


: 1001 malam

paruh waktu rentangan potongan kisah yang dibentang
diam-diam, tubuh yang harga mati; dipertuankan demi
sebuah kebahagiaan--abadi, barangkali seperti surga
yang dibisikkan.

ia selalu hibuk dengan dirinya yang mengandung
potongan-potongan kisah itu. hibuk dengan dirinya
yang menumpahkan potongan-potongan lain
ke tubuh lain, sebab itu perlahan jadi juru selamat
untuk menggenapkan kutuk:
cinta adalah irisan malam-malam raja dan kekasih,
sekerat dunia cemas yang terus menerus didongengkan
tanpa tanda tamat



2014 

12.02.2014

TERSEBAB SINDU (TUAN PENDONGENG ANJING API)



dini hari dalam halaman-halaman bukumu
kutemukan seekor anjing menyalak di hadapan
dongengmu: malin kundang keluar dari nyala televisi
yang separuhnya hampir terbakar oleh kemarau panjang;

dunia kian riuh, sindu. malin tetap tak percaya benar
ia dikutuk ibunya – jauh di seberang pulau, laut jawa
yang perkasa  kini menyimpan suara-suara panggilan
burung-burung yang tak kembali. sarang yang semakin
tak mereka kenal, sebab kota-kota telah pengap
diikelilingi hitam sungai, pohon-pohon tumbang
digantikannya gedung-gedung bertingkat seribu satu

zaman yang berang, kekupu hanya menelorkan
kepompong-kepompong busuk, rama-rama
yang kehilangan rumah, kelelawar petang hari
mengunyah buah-buah doa yang ritusnya tak dijaga;
lalu gerhana yang katamu mengajak sangkuriang
mengaku dosa di depan wajah-wajah barbie
di salon-salon kecantikan – nah, ke mana anak-anak
sekarang mendandani diri dengan layar-layar video kekerasan
dan buku-buku pelajaran menjadi robot penyantap
mie instan?

ya
ya
...ya
sindu

dini hari aku melihat api di ketinggian 1000 kaki
lewat bahasamu mau kau apakan sejarah dan kisah
yang tak akan pernah bisa menjadi abu;
barangkali hanya ada sayup gonggong anjing dari kejauhan
melihat negeri yang ngeri dilupakan tuannya



2014

DESEMBER YANG IBU



dini hariku semakin dikutuk lamis bengis, betapa tidak
musim menggelindingkan musim selanjutnya
menumpuk rindu-rindu yang bercakar kenangan;
udara basah selalu membikin kejadian diulang dan
berulang. tak ada hari baru sebenarnya;
langit yang sama, lalu saudara-saudaranya
mendung, gerimis, hujan, rembulan dan matahari
yang tak mampu menembus kegelapan awan.

aku yang payah masih saja setia mengasuh aku yang luka;
aku yang sunyi sedang menunjukkan jarum desember
bulan perkasa yang hendak membenamkan bengis ini dan itu
ke dalam pusar waktu tempat perasaan-perasaan berdiam,
melesapkannya ke tanah: rahim yang menerima
menyusui melahirkan dan melebur segala nasib



2014