PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

3.23.2016

MEA CULPA, MEA MAXIMA CULPA


jangan hanya engkau basuh kaki kami
tapi juga segala ingatan kami yang membikin
jiwa kami terjerumus dalam ratap picisan;
jangan hanya engkau basuh kaki kami
kepala mereka yang beku
suara mereka yang teraku-aku
beserta dada penuh aku,
basahilah mereka
basahilah kami
sebelum engkau benar
ditinggalkan bapa
disepikan manusia
disapih kehilangan

mea culpa, mea culpa
o dolorosa yang terpancang
tragedi yang gugur
seperti bulu mata
dan biji rindu
yang terlanjur


2016

3.19.2016

SEORANG PENGANGGIT GAYA BAHASA


sepanjang sore, ia rayakan lema-lema di kepalanya; 
ruang kepala yang berbentuk meja kerja penuh kabel dan buku-buku
dengan halaman terbalik; cermin di seberangnya memantulkan
sesuatu yang lain. sesuatu yang hendak dijauhkan
dari usia-almanak

sepanjang sore, kata-kata menebar dari sisi yang lain,
kata-kata yang berangkat dari album-album kumpulan puisi
milik kawan-kawannya yang gagal dibaca utuh.

sementara ia,
ia hibuk memutuskan: baiklah tinggal di masa lalu
atau di masa depan?
sebab dengan lengan-lengannya yang ditumbuhkan
oleh sederet perasaan tumbang
kedua masa itu dapat diimbuhkan atau menjadi awalan,
menjadi kata keterangan atau sebentuk kata kerja
menjadi subjek-predikat-objek. menjadi majas

sekarang baginya adalah waktu yang baik
sore yang laik sebagai warkop 24 jam
menunggu ketetapan
memperkarakan alam raya bahasa
asalkan tetap dengan mata terbuka


2016

3.09.2016

DISTIKON PENGHUJAN



seperti gerak embun jatuh menyerahkan liris pandangmu
ada perasaan yang belum bernama tergelincir ke tiris mataku

cuaca dicipratkan waktu, seperti kamu dijerat pendahulu
aku titipkan pipi rindu pada penghujan dan jalan-jalan berhantu

sejak perpisahan menyebutmu dengan nama kota masa lalu
perjalanan ke depan adalah soal menyingkap rahasia kelu 

hujan sebentar tiada bersama sepasang malaikat pencabut nyawa
satu berasal dari elegi adam, satu berasal dari ode hawa

suatu pagi bersama bibir mega yang dibayangi biru
aku kembalikan yang lalu pada yang baru


2016
*sumber foto: id.pinterest.com