8.11.2011

ALEGORI POHON BELIMBING


yang rela menerima segala sampah

dan tumpah tanpa membunyikan sebah adalah tabah

kita tak perlu bermuluk-muluk memakai peci
dan baju koko yang baru bilamana yang lama
telah usang karena kita tak pandai merawat
atau mengukur cawat

dahi ini tetap dahi setinggi manusia, ia akan
seperti kesombongan bilamana mendongak
lebih tinggi dan tinggi hingga melupakan
siapa yang menderaskan darah ke segala
tingkah

aku. aku. akulah pohon yang setengah terpangkas
oleh dada penuh bulu brutal yang mengeras.
setengah mati tanpa ada suara ketuk pintu
suara kerendahan hati--
"izinkanlah aku memangkasmu sebab telah kuketuk pemilikmu"

hahaha!
ini musabab, pak erte yang baik...
akulah batang-batang pohon yang tersungkur di pinggir jalan
yang tak mengutuk kalaupun benci angslup di tajam belatimu
manakala kau bersikeras patahkan dengan doa sepulang umroh

maka di pangkal akarku telah berulangkali
menerima nasihat syahdu dari air selokan
dan tak sebentar sungsang karena berseberang
semata,
lantas suaraku yang khilaf mengaku aku
menjemput laku kehilangan manusia
seketika pergi tanpa busana
tanpa memberi salam pemiliknya, tanpa!

yang rela menerima segala sampah
dan tumpah tanpa membunyikan sebah adalah tabah


2011

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini