PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

9.18.2012

MENGGAMBAR PUISI

“tidak ada yang berada di luar teks”
[derrida]


MENGGAMBAR PUISI
memperkenangkan amal bayu ramdhana

1.kata-kata hijau lampau. kau membaringkannya
tak sengaja, di dadaku yang tampak kiasan;
ini kemarau panjang, tapi tampak hujan, sebenarnya
dalam kata-kata, dan penglihatan telah disamarkan,
pembacaan menjadi sangat lugu
: membaca buku harian bergambarmu.
ini dada yang mengunyah perasaan-perasaan jatuh
dari jendela pagi hari,
ini isyarat dan bunyi gema panjang sekembalinya
dari jalan-jalan malam
: segala yang kau takzimkan.

kata-kata adalah penghujan yang nakal
adalah kemarau yang seksi, kataku. kenangkanlah:
sejumlah cerita fiksi memperhijaukan kita yang gelisah.
sebab itu percaya saja, kata-kata akan hijrah dan jelma
lewat pertunjukan tanpa prolog maupun narator;
ia pulang, lalu pergi. barangkali, ia juga
yang membuat rambut kita mesti digaruk
dengan jari-jari berkuku panjang.
sebab itu percaya saja, kata-kata akan membikin
batasnya sendiri-sendiri. menggambar hujan,
kemarau, pun menggambar kau, mengecilkan
tubuhmu sebelum dimampatkannya dalam bait

ini tubuhmu: pertanyaan kenapa kenangan
sedemikian mahal, kenapa percakapan
sedemikian hafal

2. kata-kata hijau lampau. aku menggambarnya
tersebab manusia dan sekitarnya. kau membaringkannya
sebagai gambaran seorang gadis tanpa busana,
kita rupanya sedang sama-sama menimbang seberapa berat,
bersepakat memperpasangkan dan mempersalinkan kenyataan,
merayakan ketelanjangan selapang diri masing-masing

sejauh kita merasa asing dan kata-kata menjadi bising,
ketahuilah, bahwa diri ini, perpanjangan dari sekian
diksi pertaruhan, dari sekian diksi peruntungan.
diri ini, kita, rebahkanlah, apabila suatu saat turun gerimis,
kata-kata akan lindap bersama cahaya melalui mata kita
yang khusyuk memandang

3. kata-kata hijau lampau, karena itulah kita menjadi
: masa lalu dalam gambar dengan garis tepi yang tipis


2012