PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

3.20.2013

IKAN DALAM ES KRIM, GADIS KECIL ITU DAN INGATAN-INGATAN DALAM PANDANGAN

















kembalilah, ikan-ikan itu berloncatan dari kacamatamu;
seorang gadis kecil duduk di hadapan kita tanpa lelah
berbicara lantang tentang lelehan es krim yang berubah
jadi arus sungai. "kita tak sedang mengkhayal, bukan,
atau gadis kecil itu sedang mabuk dalam ingatan-ingatan
kita: masa-masa ketika waktu dan segala pandangan
di sekeliling belum sempat dikenal sebagai lingkaran
keriuhan dunia"

kata-kata. kata-kata kita perucapkan sebagai niat baik
seperti memandang sebuah rumah pengantin baru; ia
lalu menunjuk sebuah gambar yang bergerak dari sebuah
baju, memperkenalkan foto-foto, menamai wajah
dalam lafal-lafal dan aksen yang membikin kita gagap;
kata-kata telah berjaga di antara kita: menu-menu
makan malam, obrolan-obrolan yang tersusun dari jarak
tatapan kita, sebuah warung yang tiba-tiba tersentuh
oleh kebahagiaan gadis kecil

ini pandangan yang diperuntukkan bagi kita, dari pengembaraan
kembali pada jalan-jalan kembara. pandangan yang menuju
manusia beserta dongeng-dongeng para gadis kecil:
bahasa-bahasa eja yang tak sempat kita namai
dan sebenarnya ada di dalam diri masing-masing

gadis kecil itu adalah kemesraan yang lahir
dari ikan-ikan di sungai metafora es krim,
memuasalkan kebebasan


2013



MENGEJAWANTAHKAN HUJAN



air langit, kekasih kami, berkatmu kami jadi kanak-kanak lagi

kami bisa membuka pintu: keluar rumah, berlari-lari melintasi
jalan-jalan becek di kampung, menengadahkan kepala
seraya berteriak, “hujan, isilah tubuh kami sampai kami
bisa mengapung di antara gelombang air parit!”;

air langit, kekasih kami, tersebab dirimulah kami tahu
ada gelombang yang tak bisa kami lalui sendirian;
hujan, dan hujan tidak akan selamanya mengisi tubuh
kami dengan air seperti waktu dengan setiap detaknya.

pada jalan-jalan yang mempercayakan arah kepada
telanjang kaki-kaki basah kami, pada sisa percakapan
tentang kenapa langit tak juga mengasihani kami
dengan menurunkan sedikit batas antara akar rumput
dan lapisan ozon yang konon tipis itu, pada dirimu
kekasih kami:
luhurlah segenap perasaan-perasaan yang kelabu
atas nama riuh-senyap hujan




 










2013

MENERUSKANMU, MENERKA-TERKA KITA



aku tidak ingin memilih sifat apa yang mengandung dirimu;
malamku, bukankah rembulan tetap saja tidak bisa
menembangkan kata-kata sebagai sepanjang sungai jernih
berbatu yang selama ini kita cari?

melangkah di setiapmu adalah perihal caraku meletakkan
paham demi paham tentang selebihnya kelam dan
seluruh eja lampu-lampu jalan yang sering binal
menasrifkan cahaya.

di depan, segala tujuan tersebutlah perasaan
yang mesti ditumpangi. sebab itu, percayalah malamku 
kita tidak perlu menunggu lama-lama, bahwasanya
segenap pikiran adalah diri kita yang kembali pada mulanya
pada hasrat masing-masing.

sebab itu, sebab semuanya, aku tidak ingin memilih
bagaimana pandangan ini terus menerus aku lenturkan
menujumu. sebab itu, anginlah kita














2013