PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

9.30.2010

LAGU LAUT


“tenang setenang ombak yang rindu

tenang setenang pilu yang biru

mengalir alir…”


kaukah itu laut?


pelepasan yang redam

oleh karang-karang dan ikan-ikan

yang sebenarnya ingin bersuara

bahwa langit adalah ibutubuhmu;

membuatmu biru di mata setiap

nahkoda yang seolah memutar balik

dari dalam jaring kepalamu yang dingin


kaukah laut itu?


pengasinan dari sakitmu

mengapung, mengarung

mayat-mayat yang benci peti

lalu mengasing dan beku

menuju perjalanan panjang

yang dilupakan


lautkah itu kau?


riuh angin bukan lagi seperti jemarimu

mengoyak-oyak perasaan kepada

mata yang menjalinnya, ia

adalah sepanjang isyarat

yang saling teriak di kental

bau bantal tidurmu; gunung esmu


itukah kau laut?


bilamana kau lelah di beranda pengaduhan

mampirlah ke bahuku; tempat kapal karam

yang dulu tersimpan terlalu lama hingga mencair

merapatkan pepuing pesan asin dan cerita pasi

biduan laut yang beku di genggammu


itukah laut

kau?


“…tenang setenang pasir yang rebah

tenang setenang rindu yang buih

mengalir alir”


2010

9.28.2010

DI MUARA KAKIMU DI HILIR BIBIRKU


sore tadi hujan bilang padaku, “mendung tak pernah paham tentang jalanan

yang jadi becek dan berbahasa diam.” pada tempat-tempat kau melempar kutuk

pada suara-suara kau menanak parau, hujan tetap saja adalah tubuh paling bidadari.

dan tulisan yang kini berbincang tentang pesakitan telah lama melingkar-erat di dadamu,

untuk menjawab maaf yang palsu. maka dengan segenap pengaduhanku akan roma

yang tak lagi ada, bibirku telah bersusah menuju kakimu untuk sekedar dipahamkan atas

apa yang selalu pergi dan datang dari pintu perasaan.



2010

SESUATU BIBIR YANG TAK SEMPAT MERASAKAN OMBAK MENJELANG PAGI


tak ada kabar tentang kau,

laut yang tenang?


sekejap pasir-pasir

mencoba berontak

dari pesisir

yang menandakannya


tak ada kabar tentang kau,

pulau asing di tanah padas?


semak adalah karang

di bawah telapak kaki

yang timpang

menggambar jejakmu sendiri


seketika waktu menunjukkan kekasih

yang mengata-ngatai tentang mereka;

ibuku bukan seorang nelayan sesat

bapakku bukan penjual ikan ilegal


sampai pagi pun perasaan masih sembunyi

di balik rerumput laut yang tak ingin sepi

dan dingin oleh asin


tak ada kabar tentang kau,

laut yang pulang?


mengertilah bahwa bibir yang tersisa

di pantai ini bukan sebuah genangan

pun kenangan atas kepalamu yang tidur

selama riak-riak dan gelombang pantai

menamai dirimu


sesuatu


Pantai Krakal, 2010


9.24.2010

ANAK-ANAK PEMULUNG YANG MEMUNGUT DOA DI PENGLUPASAN MATA-MU


jauh di kota-kota sempit yang telah kau kunjungi

setampak anak-anak sedang senang bermain airmata

hadiah dari bapak-ibunya yang sepanjang hari lalu

bekerja mengisi pundi kosong di balik mimpi

tentang doa yang baik supaya suatu ketika nanti

tak ada lagi yang dipungut kecuali selembar tiket

ke negeri paling pelosok di tengah-tengah sorga


jauh di kota-kota sempit, mereka menemukan

sepasang Mata mengelupas perlahan

dengan kelahiran doa yang berjalan tenang

menuju pundi pemungutan di setiap luas dada.



Semarang, 2010


9.17.2010

SEMIOTIKA : PUISI YANG MENYATAKAN DIRINYA SENDIRI


Ώ

pada mulanya

kata kata

>

tak lebih dari

-

masa masa

0

yang meniadakan

[

peninggalan kesementaraan

Ψ

bahasa perilaku dari jiwa

\

tanpa jeda

.

Semarang, 2010

9.13.2010

SAJAK TERJEMAHAN - 4 -


KOMPOSER


Akankah kau tahu untuk sekedar mendengar

beberapa musik yang tak pernah

aku tulis?


Dengarlah!


Kau memandang seolah-olah itu

adalah sebuah hal mudah untuk

tidak menulis musik.


Musim semi, 1964

Carter England

Seorang penyair Inggris di abad 20.

[diterjemahkan oleh a ganjar sudibyo]

SAJAK TERJEMAHAN - 3 -


ASTIGMATISME


Sejauh

Aku dapat melihat

Bunga-bunga

Putih itu

Dalam putih

Jambangan

Bunga di atas tanpa tangkai

Tergantung di

Udara

Seperti putih

Serangga-serangga

Di atas sebuah bunga

Putih

Fellix Pollak (1909-1987).

Seorang penyair Amerika yang lahir di Austria. Ia pernah menganyam pendidikan di Universitas Wina bidang hukum dan teater. Pada masa Nazi ia pindah ke Amerika dan menjadi pustakawan di sebuah universitas. Ia mulai menerbitkan beberapa kumpulan puisinya dan mendapat penghargaan dari berbagai universitas di Amerika. Salah satu puisinya menerima penghargaan sebagai puisi perdamaian di Vietnam.

[diterjemahkan oleh a ganjar sudibyo]

9.12.2010

SAJAK TERJEMAHAN - 2 -

KEMBALI KE RUMAH


Akhirnya aku kembali.

Menuju desa terpencilku.

Kembali

Di mana rumahku telah terbakar.

Gandum,

Gandum menebar ke atas abu.

Di sana aku berjongkok

Dan mengosongkan isi perutku

Untuk waktu yang terakhir

Dan jatuh mendekati bumi

Seperti kulit yang terkelupas. . . .

Beberapa anjing pengelana

Akan mengambil sepatuku.

Dan aku

Akan membusuk ke dalam bumi,

menjelma makanan bagi gandum—

Menggiling gandum

Menjadi tepung.


Tsunao Aida(1914-1990),

pernah mengunjungi nanking pada 1940 untuk bekerja di sebuah tempat percetakan di shanghai. Kembali ke rumah pada 1945. Menerima penghargaan pertama dari Kotaro Takamura Poetry Prize untuk kumpulan puisinya, "A Lagoon". Kemudian, ia bekerja di sebuah tempat percetakan di Tokyo.

[terjemahan a ganjar sudibyo]


SAJAK TERJEMAHAN - 1 -

PUISI


Aku mencoba menjadi dewa kecil.

Tetapi aku memandang ke belakang selama perayaan-perayaan, dan melihat

Dalam jeda-jeda yang singkat di antara mitos religi,

Pendakian seorang lelaki sedang terjadi.


Shuntaro Tanikawa,

pemyair dan penerjemah yang berasal dari jepang pada abad 20.

[terjemahan a ganjar sudibyo]

9.10.2010

HARIAN SEMARANG, SABTU 28 AGUSTUS 2010


9.09.2010

ALEGORI PASAL-PASAL DI KITAB USIAMU


tertanda 100989



PASAL 0

bangunan lama rupanya telah mendirikan sesuatu

di hari minggu legi pagi sewaktu air ketuban melulur

dari rahim ibumu menuju tangismu. sesuatu itu

menubuatkan tentang nasihat


“kelahiran adalah ibuketiadaan.”


PASAL 1

maka terkuaklah bangunan lama

mengapa ia ada dan mencipta

riwayat di balik nama kanakmu. ketahuilah,

ia hanya terjadi karena pintu yang terbuka

setelah airmata mengetuk perlahan.


PASAL 2

ada nyanyian ninabobo, sayup

semakin kecil dan kecil

datang lewat puting susu eyangmu. nyanyian

itu menanggalkan sangkakala dari malaikat

yang mencoba menyerahkannya

kepada ibumu.


PASAL 3

apakah sakit yang kau kandung bermula

setelah bapakmu menghamili perasaan

tentang neraka. bahwa surga tak ada

di atas sana….tak ada di pikiranmu,

namun ada di perasaanmu yang sewaktu-

waktu bisa berlumur darah.


PASAL 4

siapa rumah yang merawat bayisepi

pada botol susu tawarmu saat kau teguk

di bawah pohon jambu bangkok,


nak?


PASAL 5

gigi-gigimu masih putih

berat badanmu masih normal

kulit tubuhmu masih kuning langsat

ingatanmu masih menyala

:

bau pasar yang terbakar di belakang

persinggahan simbah.

- maka berasaplah segalanya

gigi, berat badan dan kulit tubuh

bahkan ingatanmu -


PASAL 6

jangan malas menghafal siang

nanti kau tinggal tanpa mengenal

di mana bapak-ibu menghukummu

hampir setiap kali mata tak mau

pergi ke ranjang.


PASAL 7

ingatlah berapa buah jambu air

yang kau jatuhkan ke selokan

sehabis mual-mual mencium

air kencingmu.


PASAL 8

“tidurlah yang nyenyak, ya

biar cambuk di punggungmu

lekas merah.”


PASAL 9

di waktu maghrib, teras rumah

menjadi saksi nasihat bapakmu;

airmata tak mengenal waktu.


PASAL 10

sepeda baru untuk satu dekade

kaki baru untuk belajar mengayuh

menuju pengertian tentang

j a t u h.


PASAL 11

malam-malam ingin berkhianat

seperti teman sekampung

melarangmu bermain petak umpet.


PASAL 12

bagaimana penafsiran tentang kebodohan

pertanyaan yang mengakhiri jawaban

ke atas meja belajar,


“aku tak akan bertanya kepada bapak lagi?”


PASAL 13

chairil anwar sedang baca puisi

di perpustakaan sekolah!


aku

?


PASAL 14

maaf, Bunda. aku belum mengerti

sebab sepeda yang kukayuh dengan gigil

hampir setiap pagi buta

tetap saja tak meredakan hujan

di basah doaku menujuNya.


PASAL 15

barangkali atap rumah tahu

mengapa ia melarangku

menghisap rokok

dari kembang jambu. atau

penjual jajanan yang merasa getir

melihat dua anak nekat

mencoba rokok buatannya sendiri

tanpa mengenal salah.


PASAL 16

penyakitmu hampir saja matang

di tempat pengaduhan baru

kekasih yang haru;


berbahagialah kau, karena

obatrindu telah berpulang

ke tempatnya masing-masing.


PASAL 17

mari, datanglah kepadaku

sebab aku adalah bapak

bagi sejuta tisu untuk mata

yang tak pernah berhenti sembab.


PASAL 18

ternyata aku bukanlah

seorang marxist jalanan

yang bukan gandhi, che

lenin, hitler, freud

soe hok gie ataupun chairil.

ternyata aku tetaplah

seorang AKU


PASAL 19

cintailah jalan panggilanmu

sebagaimana kau mendamaikan

peziarahan atas persinggahan

orang-orang yang memakai hati.

cintailah hati, karena ia tak bisa

membusuk.


PASAL 20

ada saja yang tak sampai

mimpi-mimpi saling menandai

pada kemudian hari ketika kompas

di dadamu mulai terpahami;


ada manusia peramal isyarat

jauh di bawah sana!


PASAL 21

maka tinggallah dalam lena,

semi sakura negeri matahari

kincir-kincir angin amsterdam

nyanyian sorga caledonia

masjid dan gereja yerusalem

dari kota inilah. semarang berkabar

tentang angin ke utara dan barat

tentang tempat-tempat waktu kau

duduk menangisi sisa usia yang bahagia.

PASAL ....

ketahuilah atas kesejatian ini,

aku tak ingin hidup seribu tahun lagi

tanpa cucu yang memberi tumpangan

ke mana hayat diabadikan atas segala peristiwa.

segala peristiwa yang mengadakannya.



Semarang, 2010