PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

6.06.2010

PENGHARAPAN TANYA PADA SEJUMLAH WAKTU


tertanda gelombang-jantungku: M.


“...simpanlah supaya kau ingat itu suaraku,

bukan yang lain...

(: gie)”


waktu pertama - 18:56 -

bagaimana tanya itu bisa terjadi bagaimana malam

bisa menyatukan gelombang gelombang jatuh

dari arah bulan sabit menuju jalanan genang air hujan

bagaimana nomor ponsel yang sudah teramat lama bisa

menjadi tanda awal bagi seluruh suara di ruang teramat

puisi ini,


bagaimana?

(ponselku yang diam, ternyata mengharap

rindu melalui kaca kaca jendela di belakangnya)


waktu kedua - 19:25 -

“....!”

apa kau tak peduli, sekedar membalas atau

membaca tentang bunyian kata kata yang sudah

kurancang setelah kuambil dari rusuk keadamanku

apa kau tak mau tahu dan rupanya kau hanya ingin

berteman dengan sepanjang isyarat kesementaraanmu

yang aku pikir kau bagian dari kamar yang tak perlu

orang untuk boleh masuk selain benda benda

yang kau anggap lebih dari fiksi


: kursi, meja, lampu belajar dan buku?


“...!”


waktu ketiga - 19:38 -

(tanyamu tak pernah ingin kusimpan begitu saja,

hilang bersama iringan gelombang)

aku menulis harapan palsu yang sebentar lagi mati

di samping manusia manusia yang tak butuh puisi

seperti pengkhianatan setahun lalu


: bolehkah pengkhianatan itu redam

olehmu?


waktu selanjutnya....

o, malam malam yang terbakar!

bagaimana aku melanjutkan setiap pagiku

mendadandaninya serupa mimpi

yang sehabis malam jadi abu


dan, layakkah aku mengibakan pengharapan

yang jatuh berkali kali dari arah bau bangkai bulan

hanya kepadamu?


(bersua pun kita hanya mimpi

dan pasti jadi abu-kota di pagi hari)


maka, kepada siapakah waktu

menggantimu?


- ah...barangkali, kau hanya menginginkan

sejarah auman itu -



“...jelas-jelas pintuku yang bertanda darah

sudah kubukakan...”

(:M.)”



Semarang, 2010