PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

11.25.2015

MELIPATGANDAKAN KETIDAKBAHAGIAAN



diperaslah jiwanya, seperti tubuh-tubuh para buruh
kekuatan yang sebentar karam. menyisakan yang dikenang
dalam kantung matanya. sebab hampir setiap malam
ia dihadapkan pada lintasan-lintasan nanar yang memancar
dari rak-rak bukunya. album-album itu. ia bahkan tak bisa
melerai yang sedang bertarung di dalam pikirannya.

diperaslah jiwanya, di ruang-ruang sempit yang pengapnya
berangsur membuat kuyup sekujur badan. mimpi-mimpi
telah dicatat sedemikian rupa, sebab ia tak ingin raib
dari tangan-tangan para pendulang. dengan gugup
ia memintal masa kini yang bulu-bulu sayapnya
sedang dicabik oleh setumpuk kegagalan. sungguh,
seorang pejuang tumbuh dalam dirinya sementara
jiwanya yang lain redup dan lepuh oleh kemungkinan-
kemungkinan yang jauh dari kenyataan.

suatu masa telah menyusut, dalam batinnya, ia tak ingin
ada anak kecil menangis merengek minta mainan
sebagai penghibur paling luhur. ia hanya percaya
kepedihan suatu masa hanya untuk suatu masa.

maka genaplah, pada kaki segala rindu yang dipatahkannya
ia mengecup sedemikian mesra, sebelum ketidakbahagiaan
tumbuh seribu kali lebih deras


2015

*Lukisan berjudul "The Sob" karya David Alfaro Siquerios

SEORANG SEPERTI AYUB MEMASANG LIANG BERPASIR



"sesungguhnya, orang bodoh dibunuh oleh sakit hati,
dan orang bebal dimatikan oleh iri hati"
[ayub 5:2]


suatu pertanda yang sebenarnya ia hendak menolaknya
membiarkannya berlalu; ia hanya memalingkan wajahnya
menatap bahwa yang sarat ratap bersegera hablur lalu
disimpan kubur terdalam. suatu pertanda yang tiba-tiba
menjadi kabar seperti titah pencuri dalam sebuah sabda,
mengucilkan nasibnya sekali lagi. melarikan keperkasaan
yang sedang meninggi seperti api.

sebuah pukulan telak memang sedang menimpanya
menciptakan bilur-bilur dan racun di nadinya. terlentanglah
ia di antara deraan. hingga mimpi, ia pun beroleh penglihatan:
seorang seperti ayub berjalan di atas sungai yang hampir
meluap. hujan deras. orang-orang yang mukim di pinggiran
menyimpan cemas, berharap harta berharga tak terkuras arus.
ayub membawa petaka, tapi ia tak nyata.

tapi orang-orang tidak sedemikian cemas, seperti ia;
bebannya terasa berat, dan lebih berat, ia memanggul sendirian
tanpa simon dan tangisan para perempuan. berdarah-darah ia,
setelah pertanda di hari sabat, segala yang ia pandang berjejal
menjadi perasaan-perasaan penuh liang; ayub tak serta merta
datang di bulan yang penghujan pun tidak luruh sepanjang hari,
yusuf si juru tafsir mimpi, membawakan keledai untuk ia
menerjemahkan pertanda: "jalanmu berpasir, luka-lukamu
akan segera menuju ke hilir, ayub hanya lambang nasib 
yang sebentar terkilir"


2015

*Lukisan berjudul "The Athenaeum - Waves" karya Akseli Gallen Kallela