PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

10.31.2013

SUNGAI EFRAT MEMBASAHI PANDANGANNYA



seperti dingin yang diperoleh
dari batu-batu musim hujan
seperti para pertapa yang hanyut
oleh gemercik gelombang sungai;
pada tangan ia menggenggam
pandangannya yang bertubi aku
sebelum menetes tenang di pagi hari

di tanah itu,
ada yang memanggil rumi
lalu mengunci pintu
ada yang memanggil gibran
lalu membuka jendela
tapi kebanyakan orang
memanggil cahaya
lalu mendirikan rumah
di tanah berpasir

ia kah sejarah yang mencuri
dan menyembunyikan cara
merawat generasi
yang membenci darah
dan mencintai muka air
di pinggiran sungai?

oleh nabi-nabi palsu
dunia tak lebih gawat
dari sebalik ayat-ayat
dari nyala matanya
yang sedikit basah


2013

10.07.2013

PUISI-PUISI YANG DIMUAT DI KORAN MERAPI


Puisi-puisi ini dimuat di Koran MERAPI pada tanggal 6 Oktober 2013:


Huis
: peringatan kekasih

1. segalanya berjalan baik, kata seorang filsuf perancis
malam itu ada yang tak tumpas di braga. sebuah pameran
buku menumpukkan diskon-diskon yang selalu sama, dan
waktu di jam tangan bergerak pontang-panting seperti
dikejar oleh stand-stand pameran yang hampir tutup.
tapi segalanya berjalan baik, memang. kau berhasil
membaca mataku di halaman kesekian dengan judul
yang mulai lelah untuk bertamasya. aku baik-baik
saja, kataku

2. kau membeli gantungan kunci seruling, aku
menggantang tas yang berisi gantungan lainnya:
seplastik tumpahan kenangan yang ternyata kau
sembunyikan di bawah parfum cokelatmu. di toko
yang penuh batik-batik lama, kau berkelindan
memilih daster ukuran berapa, warna apa,
meski tak jadi. lain kali, katamu. lalu uang-uang
receh itu bergemerincing di lantai beserta
gandengan tangan yang tak mau dilepas

3. sepiring mie goreng bandung, sepiring nasi
goreng. kita duduk menghadap cafe dan toko
suvenir, lantas bertukar sendok bersama sebentuk
keasingan lagu-lagu pengamen jalanan yang mesra
di dalamnya

4. ah, aku melupakan pandora!
kau diam saja seolah kecupan itu
memperbisukan cincin pertunangan
: amin, katamu

2012


Bethesda
: sabat

ke mana gelombang itu bergoncang kembali, manisku
di sana segala pesakitan bersiap untuk menjatuhkan
diri, dari basahlah seluruh kegelisahan berpulang
menuju gelincir air yang sangat panjang—itu, mata
kita yang mulai takabur. gelombang itu takkan
kembali sampai hari setelah sabat datang, katamu,
tapi sabat ini begitu khusyuk menenangkan kolam
tanpa banyak arus-riak, sabat ini seperti menuntaskan
enam hari berjaga.

ke mana gelombang itu kembali bergoncang, manisku
tubuhku terlalu liat dan terlanjur sialan untuk menggantikan
hari-hari ketika air bersegera mengalir di rendah ketinggian
sampai dingin jantung ini berdetak pelan sekali. air itu, manisku:
kakiku yang lama memeram sampar sesabar antrean ini
sesabar pandanganku padamu

2012 


Eroica, 50 Menit
: episode beethoven

ia kenang namanya dalam partitur-partitur
di adagio sekian, di angka nada sekian;
bonaparte, bonaparte,
ia catat nama itu berkali-kali pada sejumlah
gesekan, berkali ia menumpahkan kisah
khianat yang tak habis dipertunjukkan
di panggung-panggung opera atau tak
habis diperdengarkan dari bab tentang
bukit zaitun pada halaman-halaman injil,
pada oratorio-oratorio yang ia rangkum
menjadi sebuah orkestra tahun 1803;
di paris, ia ciptakan ingatan
selama 50 menit, dan 50 menit selanjutnya
dan selanjutnya, dan selanjutnya, sebab ia
percaya ingatan itu adalah sebuah simfoni
yang tak tertuntaskan sekalipun panggung-
panggung berhasil ia taklukan;
bonaparte, bonaparte,
lantas ia menjagal namanya, menggantinya
dengan judul baru
: eroica

2012


Interlude Kemudian

barangkali masih ada harga pada kesia-siaan
perjalanan kecil yang bersalin keluar dari mata pucat kita
bergantian membikin degup kita menyadari melupakan
apa yang ada di hadapan. sebab segalanya masai membiru
seperti wajahmu: menjemput langit yang kau namai
kekasih kepulangan—kita di antara seluruh kemudian
mesti berpegang tangan, mengekalkan penantian
di kesemulaan jalan yang tak terasa turun untuk pernah
mengalah dari dingin bahu kita

2011-2012