11.10.2015

BUNGA DI TANGAN MONSINYUR


gerimis menandai ini awal musim yang lain
kesudahan untuk musim yang lalu. laron-laron
mulai beterbangan di mendung pagi. awan-awan
memang sedang kelabu. seperti puisi yang pernah
ditulis, barangkali mereka sedang menjelma
para malaikat, sedang hendak menjatuhkan sesuatu

gerimis mungkin mitos bagi sebagian manusia
tapi tidak bagi bunga-bunga. tangkai yang telah
melahirkannya. mekar setelah kuncup. menunjukkan
lekuk dan warna. ini awal musim yang lain;
sementara bunga-bunga tidak hanya sedang akan mekar
di hutan tropis. manusia menanamnya di mana-mana.
musim menggerakkan tubuh cuaca. mengisi tempat
yang telah disediakan untuk bermukim selama waktu
mengizinkannya. demi keindahan atau demi apapun
tanaman bunga dipelihara manusia.

tengah malam dengan angin dan hujan kecil, sebuah lonceng
berdentang di kapel. november datang, perminyakan berlalu
sebagaimana lambang penyerahan diri kepada sang maha.
lalu pada sebuah kabar: ada yang sedang pergi rupa-rupanya

bunga-bunga tumbuh di tanah yang subur dan berumur
mereka mungkin mitos bagi sebagian manusia
tapi tidak di tangannya di tangan seorang monsinyur:
pada segala musim dan cuaca, masa yang ditakdirkannya
mereka mekar ungu kemerahan
mengirim kelabu mendung
menyalakan tantum ergo para malaikat
mengutus nyawa laron-laron
lalu jatuh menuju inti cahaya


2015

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini