2.25.2016

IL POVERELO


lapar sebab setiap jumat yang agung, ia memilih
bersemayam pada tau dengan kilat coklat; seperti
jubah-jubah berkerudung dengan ikat pinggang
sumbu kompor, berjalan telanjang kaki percaya
bahwasanya tanah mengalirkan akar-akar darah,
dan raga dengan kaul jiwa-jiwa selibat.

maka murung mukanya diikat dengan ofisi
seribu tahun agar secercah langit tiga hari sehabis
goncangan di listostrotos, tabir kuil yang terbelah
menjelma pemulih kepedihan bagi semesta
yang dikhianati makhluk-makhluknya sendiri.

pada dahaga yang membuat jerih payah ada,
binatang dan tetumbuhan tak pernah tak jujur
kepada yang bernama tubuh. lalu ia mengucap
mereka sebagai saudara; supaya sukacita naik
ke haribaan juru-bahasa yang sama


2016

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini