11.30.2015

PEREMPUAN A




: hester prynne

 sebuah panggung telah disiapkan, para penonton
dan nyanyian hukuman: lapangan bagi yang bersalah.

perempuan yang menggendong anak di antara kerumun
para pendakwa. ia yang menyangka setiap pagi adalah
jalan keberanian untuk bersaksi bahwa cinta tidak bisa
diadili dengan prasangka apa-apa;
perempuan itu memberkati nasib di punggungnya, memegang
kebencian para puritan untuk dilempar ke semak belukar,
di luar sana penduduk kota bergilir menikam kebenaran
di gedung-gedung pemerintahan

maka seorang pendeta muda datang untuk menyembuhkan lukanya
menyeka airmata sarat misteri. seorang pendeta yang hanya bercita-cita
mencucukkan khotbah-khotbah di mulut lapar si anak;

sebuah panggung suatu ketika telah bersiap menerima seorang pendeta
bersama seorang perempuan dan anaknya, mereka
telah menarik siksaan juga perasaan-perasaan ganjil
untuk dikelebatkan pada hasrat diri yang keparat

"dengan kutuk sunyi yang panjang, kita tebus waktu, anakku
yang menjadikan kita pohon-pohon pinus hidup tanpa dedaunan
rerumput kering yang dibiarkan tidur oleh hujan; segala tanda
yang belum tercecer oleh tumpahan moral"



2015
*https://www.pinterest.com/pin/374080312772368404/

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini