12.22.2016

YANG TAK HENDAK BERHENTI MEMELUK





sebab warna-warna menghanyutkanku, ibu
kepada muasal yang membuat pintu
kamarku menderit-derit, memintaku,
pulanglah ke suatu masa,
ber-
damai
-lah;

warna-warna bermunculan dari
lanskap mana saja, dari yang tumbuh
dari yang lenyap, yang akan, yang sedang;
kadang kita lupa pada tanda-tanda
yang membikin cahaya itu bernama

lantaran warna-warna yang dilempar
anak-anak kampung selekas bermain
di pinggir kali berair cokelat telah mengubah
pandangku bahwa bayangan-bayangan sore
adalah petunjuk, bahwasanya musim seperti
kaca-kaca yang pecah, membenamkan
seluruh pantulan kelu
yang dibekap waktu

di pucuk bunga-bunga plastik 
yang entah sebagian dari aku pun
belum mengenal sungguh ini warna
ini aroma, bentur kenyataan atau kepalsuan;
ibu mengajarkanku bertutur kepadanya:
kemarilah,
bertandanglah dari ragu
telah kukecup dagumu
telah kutahir mataku
telah kuiris lidahku
yang kaku
menyebut-nyebut
jalan masuk kita teramat
melankoli


2016


Sumber gambar: pinterest.com

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini