sore itu, jalanjalan mengirim kabar kepada kakak tentang gerimis yang enggan memberi pertanda akan tiba sampai angka empat pada dinding kamar kakak. sedang buku dan pulpen telah siaga untuk menciptakan hitunganhitungan yang belum pernah adik pecahkan. bahkan, mata doa pun telah terpejam melihat gerimis yang tak mau segera padam. gerimis yang kian rumit melebihi angkaangka volume dan perbandingan di soalsoal ujian yang adik lemparkan kepada kakak kemarin.
tapi, sore itu kakak lebih tahu. adik sedang belajar mencipta api lewat korekkorek gesek yang telah adik temukan bersama kakak di pencarian yang lalu. maka, kakak pun belajar membakar gerimis di kepala kakak supaya dijadikannya tiada. lewat api mungil yang sudah mulai tercipta di kepala adik. lewat hangat yang menjadi cinta pada gigil adik, pada tawa adik, pada penantian adik akan mata pelajaran yang kakak bawa di teras
pertigaan jalan itu.
- dari api mungil di kepalamu, dik
kakak telah belajar mengenal bagaimana adik menghidupkannya-
ISYARAT TIDUR jantung gerimis adalah isyarat tidurku yang bertanda-tanya manusia siapa yang meninggalkan ribuan keping cd di dalam lubuk-kepalanya yang kecap seperti jadi lidah sebentar untuk tahu bagaimana setiap pahit dan manis atau sesuatu yang lain untuk setiap kepingnya.
SEGELAS SUSU HANGAT aku meminta kehangatan pada tegukan-tegukan yang lewat di jalan-leherku supaya aku tak gigil melawan dingin yang menyendiri pada waktu yang tak tahu kapan ia akan berhenti mencuri tegukan-susuku yang tersesat di lehernya.
MUSIK KLASIK lebih dari sekedar kecupan, sebenarnya ketika berpenggal-penggal musik klasik berputar pada kerinduan yang memainkan nada sumbang di lubang-telinga yang pernah aku masuki sebelum selimut menutupinya.
DOA airmata yang berjuang menuju pipi ialah harapan dan aku yang asli tanpa akhir untuk menandakan mimpi; inilah sesuatu yang tuntas setelah ujung-baju-tidur berusaha menyambutnya, mengamininya.
SEBELUM PEJAM sampai esok, aku ingin tidur di kecup bibirmu yang surga itu