PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.22.2015

8 DI ANTARA MEREKA YANG TERMUAT DI RIAU POS


Dari kabar M. Asqalani R., saya diberitahu bahwa pada Ahad, tanggal 13 Desember 2016 koran Riau Pos di rubrik HARIPUISI memuat puisi-puisi saya. Mereka berjumlah 8. Berikut mereka yang termuat:




ADAWIYAH

darimana kecantikanmu berasal, puan
dari tangis yang disediakan cahaya rembulan 
atau kegembiraan yang ditawarkan suatu pagi?

sebab itu satu-satunya cintamu
telungkup di atas kemanusiaan
bukan neraka
bukan surga;

sebab itu,
bayang-bayang rupawan semesta berhasil
memantul ke arah pandanganmu





NOTIFIKASI PEJALAN

memikirkanmu terlalu dalam di antara keramaian
rasanya aku ingin dibawa pada tikungan-tikungan
tanpa tanda-tanda serupa anak panah dalam lingkaran,
yang mungkin belum sungguh aku mengerti
bahasa siapa bahasa macam apa;

pada sebuah bundaran yang kita pun tahu, tempat itu
tempat orang-orang meletakkan rasa gusar untuk sementara
memeram penghiburan memotong rasa sunyi melupakan
alamat pulang. kita jadi lumrah meniadakan segala pendar
perasaan yang dipantulkan matacemas orang-orang.

baiklah kita seperti para pejalan, mengungsikan ingatan
menuju nama-nama tempat dan apapun yang berlalu,
memikirkanmu di antara berjejal kabar:
kerumitan yang kita pun tak bisa menolaknya





MENGGAGALKAN RENCANA

ia yang percaya mendengar sayup
dari dekat pandangan kirinya
semacam orkestra tua yang sisi nada-nadanya
berulang, bukan main, bukan secara kebetulan,
masa lalu yang lalu lalang di antara ruko-ruko
mereka tak pernah lengang, sekalipun
menjauhi ke mana sisi suara-suara lainnya

langit yang lampau mencoba menggerakkan
yang tak kasat mata di dalam batinnya sendiri;
selain upaya untuk kembali jatuh mencinta
putaran perjalanan di atas kepastian
yang dilelahkan genggaman orang-orang

kini sebuah rencana utuh telah ia bentuk
tapi apa daya seperti kawanan babi dikutuk
terjerumus ke jurang, yang-lalu itu merasuk
semacam ramalan bintang jatuh. sungguh
ia yang paham: ada yang tak ingin
ditinggalkan melebihi lidah kenyataan





MADAM

madam, terbikin dari apakah itu cinta kini;
ahasveros lain yang tak ingin lahir di dunia
suatu masa di antara bayang-bayang shakespeare
atau semacam petunjuk arah kisah-kisah picisan?

sungguh di wajahmu, kami tak mampu memandang terlalu dalam
sebab kami tak punya cukup ketelanjangan yang layak
untuk disimpan ke dalam bunga-bunga kotak pikiran picasso;
ruang-ruang gelap dan dihindari orang-orang,
nasib yang disusui kesunyian itu sendiri

modigliani, cinta lain kami adalah sisi dari hasil
bahwasanya percintaan tak melulu bisa diberhentikan oleh
paras siapapun, bahwasanya ia terlahir dari rahim imaji dalam
derit pusaran waktu, yang kami pun tak pernah tahu
kapan jarak bisa berkabar

hingga derita telah semestinya bekerja
rindu tetap tak bisa berbuat apa-apa
pada kuas yang sama: ancaman sedang dipatahkan
oleh seorang pelukis itali
di sudut remang himpitan sebuah galeri perkabungan





PERIHAL YANG MENDEKAT

seperti sophie, mencipta rasa gumun yang tak henti
aku dan kamu yang tak pasti;
dalam biru langit menataplah
sebab pada mulanya cinta itu sebongkah ratap
yang jatuh untuk dipahat

berkali kita dihadapkan pada sesuatu
yang sama; perasaaan, pikiran, laku;
sesuatu-sesuatu itu membentuk kita
membantu mencipta sophie kecil
yang dirancang mirip bagaimana
riuh dunia mengasuh kita

kini sebelum ada yang perlamban mendekati
mari kita rayakan pertemuan-pertemuan
yang kelewat perih, mari kita rayakan kepergian,
barangkali di sana ada seri airmata
sebelum manusia pertama mengenal bahasa dan cinta





HANTU DALAM DIRIMU

seperti halnya seseorang hendak memutuskan sesuatu
kita mesti menimbang-nimbang; ke mana arah kemudi,
seperti halnya seseorang memandang tegap satu tujuan
ia tak akan goyah.

kata orang, biasanya ada takhayul yang menjangkiti
barisan cita-cita. takhayul yang terasa diam tapi
sebenarnya tajamnya kejam. ia menularkan sesuatu
yang banyak tak disadari, namun bukan bernama
kenangan.

takhayul telah mencipta hantu-hantu kecil
pada semayam tubuhmu. bersama masa lalu, ibunya
aku berjanji dirimu adalah kemudi
yang ketakutannya semakin dekat kepadaku





ELI PAGISABANA

sepantasnya kita menjadi bahasa yang ditinggal kamus-kamus
menjadi bahasa yang tak sempat tercatat. di luar kecamuk
yang kita pelihara adalah indung-rindu dalam cangkang waktu,
kita semenjak suatu pertemuan berusaha melupakan jarak,
semenjak itu, eli, tunjukkanlah pada waktu:
kita sepasang silih-kekasih yang telah lama dijauhkan dari
ucapan-ucapan cinta dan segala yang berkata,
aku hendak memelukmu

sepantasnya kita hanya mendamba pada lengan yang papa
seperti perumpamaan itu: janda di sarfat
sebab dari lengan kecil dan penuh borok, diciptakannya
ketakutan orang-orang pada dunia, kebahagiaan yang mustahil.
bahwasanya kita tidak akan jauh-jauh dari buah perumpamaan itu,
maka telah kusumbangkan lenganku demi sebuah perjalanan
masa depan. sampai kita mengerti, merayakan setiap pagi
di balik jendela yang ratapnya sama-sama kita pandangi:
sang maha adalah zat yang tak sekalipun takut kehilangan, eli




DI BANGKU KERETA

kita tak sedang bercanda, flu di tubuhku terus memburu
kota sarat lelah-wajah di perhentian selanjutnya;
kita yang sebenarnya sedang didera kabar,
pada jalan tak pasti, ke mana kita musti sembunyikan
masa depan?

peluit panjang, antrean para penumpang
aku berdiri meninggalkan kotamu, lalu kursi-kursi tunggu
seolah hendak menegaskan bahwa manusia pernah sendiri
di hadapan deret penantian.

pintu kereta dibuka, para penumpang menjemput bangkunya
masing-masing. di peron yang tak asing bagi kita. aku tak lagi
fasih menyebut namamu, mengingat kapan pertama dulu
kita memberi tanda pada yang berlafal perpisahan.

kita tak sedang bercanda, meski kamu menganggap ini biasa
sedang aku berusaha menertawakan nasib yang sama
membuang gatalnya lewat tatapan jauh dari jendela kereta


Sumber palingakurat:  http://issuu.com/riaupos/docs/2015-12-13/28

12.21.2015

PUSARA INGATAN MISTIK




"jiwa yang gagal,

perpisahan yang kini seringkali jadi anak api

mengibarkan kobar ingatan, memercikkan

kata-kata mesra yang kalah dan pecah" 

demikian ia mengamininya, di kali kedua
di waktu yang tiba-tiba, di usaha yang sia-sia

kita mesti taat pada nubuat-nubuat sebelum pencipta
menjadikannya


2015

12.16.2015

SEBUAH KISAH YANG TERLAMPAU SINGKAT



Oleh Ernest Hemingway*
 
Pada suatu malam yang bergairah di Padua, mereka membopong seorang lelaki menuju ke atap sehingga ia bisa memandang seluruh kota dari atas. Di sana burung layang-layang chimney beterbangan di langit. Selang beberapa waktu, haripun mulai gelap dan lampu sorot perlahan menyala. Sebagian dari mereka turun mengambil botol-botol. Dari balkon, ia dan Luz dapat mendengar mereka yang berada di bawah. Luz duduk di atas ranjang. Perempuan itu tampak bugar dan menawan di malam yang bergairah.

Luz mendapat jatah tugas sif malam selama tiga bulan. Mereka merasa bahagia atas kabar itu. Ketika mereka hendak melakukan operasi padanya, Luz menyiapkan meja operasi; merekapun mempunyai lelucon tentang kawan maupun enema[1]Sang lelaki dibawa dalam pengaruh obat bius, ia mempertahankan dirinya sekuat mungkin hingga ia tidak bisa banyak bersuara tentang apapun selama kekonyolan terjadi pada waktu mengobrol. Setelah ia mendapat penopang ia menggunakannya untuk berjalan mengambil termometer sehingga Luz tidak mesti bangun dari ranjang. Di rumah sakit itu hanya ada sedikit pasien dan mereka semua tahu tentang itu. Mereka menyukai Luz. Ketika sang lelaki berjalan ke belakang di sepanjang lorong, ia terpikir tentang Luz di ranjangnya.



Sebelum ia kembali ke depan, mereka menuju Duomo[2] dan berdoa. Ruangan di sana terkesan remang dan hening. Mereka berencana bisa menikah, namun sepertinya tidak ada cukup waktu untuk untuk mengirim pengunguman perkawinan di gereja dan tidak satupun dari mereka yang memiliki akta kelahiran. Mereka merasa seolah menikah, namun mereka ingin setiap orang tahu tentang pernikahan itu, dan supaya membuat pernikahan itu terjadi sehingga mereka tidak merasa kehilangan atas pernikahan itu.

Luz menulis banyak surat kepadanya meski ia tidak pernah mendapat surat-surat itu sampai setelah peristiwa gencatan senjata berakhir. Lima belas bendel surat tiba di hadapannya dan ia memilah surat-surat itu, mengurutkannya sesuai tanggal, lantas membaca semua surat itu. Dalam surat-surat itu Luz bercerita soal rumah sakit, bagaimana Luz mencintainya, bagaimana Luz merasa tidak mungkin menjalani hidup tanpanya, dan bagaimana Luz merasa pedih kehilangan sang lelaki itu sepanjang malam.  
    
Usai gencatan senjata berakhir, mereka setuju bahwa ia mesti pulang untuk mendapatkan perkerjaan sehingga memungkinkan mereka untuk bisa menikah. Luz tidak akan kembali ke rumah sampai sang lelaki mendapat pekerjaan yang layak hingga bisa kembali ke New York untuk menemuinya. Komitmen itu dipahami bahwa sang lelaki tidak akan bermabuk-mabukan, tidak ingin melihat teman-temannya atau siapapun di negara itu demi mendapatkan pekerjaan dan menikah. Di perjalanan kereta dari Padua menuju Milan mereka berselisih tentang Luz yang tidak ingin berkunjung ke rumah bersama. Dan merekapun terpaksa saling mengucap selamat tinggal di sebuah stasiun di Milan. Mereka menandainya dengan ciuman selamat tinggal, tetapi perselisihan masih berlanjut. Sang lelaki merasa sakit hati dengan ucapan selamat tinggal itu.

Sang lelaki pergi ke Amerika dengan perahu dari Genoa. Luz kembali ke Pordenone untuk membuka sebuah rumah sakit. Di sana hanya ada kesepian dan cuaca hujan. Di kota itu terdapat markas dari sekumpulan batalyon Italia. Dalam jalan berlumpur dan kota hujan di musim dingin, seorang mayor dari batalyon yang tinggal di kota tersebut menjalin hubungan percintaan dengan Luz. Dan sesungguhnya Luz belum pernah tahu tentang orang-orang Italia. Akhirnya Luz menulis surat, mengirim kabar ke Amerika bahwa hubungan percintaan mereka ibarat seorang anak laki-laki dan gadis yang berselingkuh.

Luz menyesal dan ia paham bahwa sang lelaki tidak dapat menerima kenyataan itu, namun ia percaya suatu hari sang lelaki pasti memaafkan dan berterimakasih kepadanya. Ia mengharapkan demikian, beriringan dengan angan-angan menikah di musim semi. Luz selalu mencintainya, tetapi sekarang ia menghadapi kenyataan lain bahwa hubungan cintanya laiknya seorang anak laki-laki dan gadis. Ia menaruh harapan supaya sang lelaki mempunyai karier yang tinggi. Ia percaya itu tentu bisa terjadi. Luz tahu, sebab itulah yang terbaik. 

Pendek kata, sang mayor tidak menikahi Luz di musim semi maupun musim-musim yang lain. Luz tidak pernah mendapat balasan atas surat yang dikirim ke Chicago. Masa yang teramat singkat setelah sang lelaki mengidap gonore[3] hasil dari hubungannya dengan seorang sales perempuan di sebuah loop[4] toserba pada saat menumpangi taksi di Lincoln Park.


  




Ernest Hemingway lahir di Oak Park, Illinois pada tahun 1899. Ia mulai menulis pada tahun 1917. Pada riwayat hidupnya diceritakan bahwa selama Perang Dunia I, ia menjadi relawan sebagai sopir ambulans di Italia. Ernest dengan kekuatan seni cerita bergaya narasinya pernah mendapatkan anugerah Pulitzer pada tahun 1953 dan meraih nobel sastra pada tahun 1954. Ia wafat di Idaho pada tahun 1961.

*Diterjemahkan oleh seorang separuh ghost writer. Terjemahan ini pernah dimuat di sebuah buletin. Sumber teks asli dari e-book "The Complete Short Stories of Ernest Hemingway", Finca Vigia Edition, 1987. Sumber gambar: boxwoodavenue.com.



[1] Enema adalah prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus. Enema dapat ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya dapat buang air besar.
[2] Duomo: katedral yang arsitektur bangunannya bergaya Italia.  
[3] Gonore adalah penyakit kencing nanah yang disebabkan oleh bakteri yang menular melalui hubungan seksual.
[4] Bangunan yang konstruksinya berbentuk kurva tertutup