PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.14.2010

WEIHNACHTEN DI SEBUAH GAMBAR, SUATU MALAM


masih ada yang meremas tangan-tangan

jam-jam beku bergelantung pada dahan-dahan

suara-suara bel pecah dari kejauhan,

tapi segala sedang belajar diam

dan menggambar diirnya

bahwa semua penglihatan

telah menjadi palsu

seperti reranting plastik

kehilangan pohonnya

di rumah-rumah

dekat perapian

gambar tekun

lalu menyatakan

s u n y i

:

weihnachten,

mata lembam penuh

tarian-tarian cahaya bolam

adalah isyarat yang terlalu sama

untuk setiap peradaban. maka selanjutnya

orang-orang akan tahu bahwa bagi suatu malam,

ada gambar ibu mendekap bayi dengan dandan sepantas

mungkin untuk sebuah palungan. nyanyian tentang orang-orang

berlinang mata-mata patah dan berlepasan dari betlehem yang palsu;

betlehem dengan perayaan baru, perayaan kematian tangis-kubur benteng.




2010

sumber gambar:http://www.hansgruener.de/pictures/krippen/hauskrippe_madonna_480.jpg


12.13.2010

KUBANG YANG MENCATAT MATA KAILMU


rendah serendah mata-kail

lubang berair berkubang


perlahan pancing merendah

di sebalik bayangan


menuliskan penantian

ke sekian kalinya


ikan-ikan tak pernah sangsi

melihat diri mereka licin


seperti waktu

yang tak mudah dikailli


oleh orang-orang

dan sekalipun kepulangan,

kedatangan

:

mata kail

menuju dasar kubang

tempat rindu berenang


mencatatmu.





2010

sumber gambar: http://farm1.static.flickr.com/157/381054530_7c4fb8bb0d.jpg

12.10.2010

PERUT-PIRAMIDA YANG MENANGISIMU

:abraham maslow*


sejujurnya, logika itu bukan semata-mata

seperti piramida

seperti humanisme

:

kau yang berdiam mengabadi kata-kata

mengaili makna dari tubuh ke tubuh

mengucap bahwasanya kelahiran

selamanya akan mengerucut

dari permintaan lelubang perut


maka dengan segenap harap

yang masih bersisa di tiap ratap

kau merapatkan pilumu itu

pada sepanjang ilmu, ilmu

tentang bagaimana ada perut

yang bahagia karena tak ada

tangis di bawah perasaan

perasaan yang menulis

susunan diri tanpa takut.



2010

*) pembawa aliran psikologi humanistik di abad ke-20

12.09.2010

DI CERMIN ITU TERBELAH MUKA

ungkapan

ungkapkan

ungkap


pe

cah

kan

ung

ka

pan


selama mata mampu membaca

bahasa siam diam di antara kaca

selama ada nyala yang rupa rupa

pada luka luka, dengan cermin

muka terungkap membelah dirinya

di hadapan keburukan yang khusyu'

memperbaikki mata-

lepas

nya.



2010

12.08.2010

DOA OMBAK


kembalikan aku ke laut-ibu

riuhkan segala buih yang menamakan

sunyi adalah tempat muka muka

melipat diri dan tampak asin


sesegera aku bernazar pada kecintaanku,

sekalipun pantai-pantai berpindah

tak semudah membuat rindu lepas

ke karang-karang dalam.


2010

12.06.2010

DUA NASIHAT DARI SEORANG TUA SEBELUM BERANGKAT AJAL


1/ Lebih Baik Satu Burung di Tangan daripada Sepuluh Burung di Pohon


mula mula kau mesti meletakkan tangan

ke dekat dadamu, tulislah namamu

gambarlah sepasang sayap yang memutar

lalu bermimpilah. bermimpi. mimpi.

kelak, ada yang bisa terbang

sepertimu.


apa kau bisa?


jika tidak, bukalah tanganmu lebar lebar

lalu tumpahkanlah mimpimu yang bergambar

seekor burung bertengger di gurat tangan

pertanda nasibmu. cukuplah satu

sebab kau akan bahagia sekali mendapatinya

sebab banyak kalanya orang susah

menemukan nasib yang dicengkram burung

dibawa ke pohon-pohon

sampai sepuluh burung berhenti memunguti

nasib sebagai sarang mimpi.


2/ Lebih Baik Mati Berkalang Tanah daripada Hidup Bercermin Bangkai


sebelum ke pintu ajal, izinkanlah bahasa ini

menjadi titian dari kaki ke kaki

manusia kepada waktu dan abu

karena kematian lebih baik daripada

memaksa hidup ke dalam cermin

ke dalam liang kubur yang kau gali sendiri


rumahmu adalah tanah segenggam dunia

yang melempar persinggahan masa lalu; mendudukkan

usia ke teras-teras penunggu orang-orang bertamu

dan kau mesti menjamu tanpa jemu

dengan pakaian pantas dengan ranum bau wewangi

bau yang mencium tanah tanah, tulang tulang


dekatkanlah dadamu yang lapang kepada detak pintuku

sebelum segalanya timpang dan bersambutan

berjabat-tangan dengan nama-nama nisan

karena kini telah kubukakan untukmu

setanah cinta tanpa cermin bangkai masa depan.

2010

12.05.2010

MEMBACAMU, INDONESIA TANAH TUMPAH-LIMPAH PAHLAWAN

I

jikalau ada yang berbicara tentang perjuangan

maka kami tak lepas balas untuk siapa yang pantas

dirangkul, menggerilya musuh berabad-abad silam

belajar menjumlah kemenangan mengurangi pengkhianatan

lalu mengkalkulasikannya dengan nama kemerdekaan


jikalau ada yang berkaca tentang negeri seribu pulau

maka tumpahlah darah nenek-moyang kami yang dulu beku

sebelum peluru-peluru membombardir batavia, bandung, surabaya,

aceh, papua, laut-laut tasik, dan desa-kota pulau-pulau sauh jauh bertuan tanah


negeri ini telah ditandakan kehidupan bernama INDONESIA

bersama sejarah seribu tulah bagi tempat-tempat yang menyalakan nyali

kepada tahun-tahun peninggalan reraung tetulang pejuang

yang bukan dongeng bukan hikayat perayaan tari orang-orang malang

oleh sebab masa kami masih tiba untuk sebuah peradaban

manakala tak ada lagi pengasingan singgah ke sekian kalinya

mencuri nyawa-nyawa demi mengisi gudang-gudang kolonial

menjadikan penghidupan layaknya tempat huru-hara, membakar

setiap nama yang teriak membawa pembebasan dan keadilan


negeri ini negeri para pendatang yang diam-diam

merobek dada mengail otak untuk diremas

bersamaan dengan lembar-lembar tanda para tangan

menulis kuasa tanpa tahu ke mana segala bersua batas

di gejolak keringat kami pada keterasingan yang dingin, nafas

adalah pagi yang tak pernah mati!


II

lubuk kami, tuan


lubuk kami adalah setiap pelunasanmu atas berabad bencana

dan airmata berjuta peninggalan tak tertuntaskan olehmu

sebab ikan-ikan doa yang dulu tetas di saban adat-istiadat kami

telah mengarung panjang ke mana perahu-perahu nelayan

dan kapal-kapal perang dikaramkan, lalu melalang

pergi mengeram bahasa leluhur yang fasih untuk diperanakkan

kepada orang-orang yang berani mengatakan dirinya tak jua sabar

dari ketelanjangan nasib serta aib tentang nyanyian ladang-ladang nazar


panggung ini, tuan


adalah haluan keniscayaan penghulu segala yang ada

karena setiap bangsa yang berdikari menyebut-nyebut

barisan peneriak dengan nama kerelaan dan keribaan

menuang kegelisahan, berlepas-sulang

di deret pelantang-pelantang suara

mengikat pita merah-putih pada lengan-lengan batu

bahkan ketika waktu benar-benar menunjukkan jasadmu,

kelak


di sepanjang pendirian tanah kami tak akan habis

membaca sejarah negeri bertumpah-limpah pahlawan!


Yogyakarta-Semarang, 2010

12.04.2010

TIGA PERTANYAAN UNTUK SEORANG ULYSSES - DUBLINERS

: james joyce


tentang pujangga

ternyata kenyataan itu kau sembunyikan

di balik kehidupan yang bernama metafora

bersama tangantangan dante, hauptmann,

ibsen, yeats.


maka,

bukubuku dan kitabkitab tabu

dari seorang penyair gamang

bersikeras mempertanyakan

apa yang sudah menumbuhi

memperanakkan sejarah kota

semiotik yang tak pernah tua di

tubuhmu

- - lesap.


tentang patriot

apakah negerimu terlalu berkacakaca

menanarkan bagi ngeri mata?


tak ada yang ngotot menyeringai

masa lalu yang bebal dan sembab

oleh karena pulaumu adalah negeri

mata paling mawar untuk sebuah

eksistensi seorang ekspatriat

seorang ras-pengekal berat.


tentang tuhan

*

beriman adalah eksperimen panjang

yang pernah ada sepanjang jantung

menuliskan siapa bermula di antara

ketiadaan dan keberadaan;

kesenjangan yang menepi

untuk setiap pergolakkan.

sebab,

dengan pembodohanmu

atas kepala yang buta

dada yang bisu

lepaslah abadabad sorga.


**

di sungai nuranimu

segalanya akan paham

perasaan yang hilang

dan tak pernah diketemukan


jikalau tuhan adalah kegagalan

bagi perjalanan seribu padang domba

maka keringlah setiap mata

yang melimpahkan arus-air

ke sungai itu

:

nurani ya nurani,

mengapa engkau mengelabuhi takdir

bilamana takdir bukanlah dosa atau pahala?



semarang, 2010

12.03.2010

SAJAK CINTA SEORANG BUTA

*

aku mencintai matahari yang sedemikian rupa

takluk di abad-abad kegelapan sebelum

rembulan menyebutnya kehidupan

laut-tanah diciptakan

dan mata-mata tampak

pagi


**

hei, lihat!

ada sepasang mata seksi tergeletak di sana

entah mereka sedang apa

tapi aku takjub

belum pernah kutemukan yang seperti itu


lalu kutanyai, apakah kalian benar-benar

bernama mata?


namun, salah satu dari mereka malah

melempar tanya;

apa kau benar-benar tak bisa melihat kami

bodoh?!


kenapa mereka begitu congkak kepadaku,

padahal sejak lama aku merindukan mereka

- - dalam hati aku mulai menyesali kerinduanku

menangisi kecintaanku

berhari-bertahun lamanya


mereka itu buta

dan jauh lebih bodoh dariku!


aku pergi dari mereka

pergi ke tempat-tempat

di mana kutulis sajak-sajak cinta

yang tahir dan paling getir


***

aku mencintai isyarat setiap kata

ketika siapapun belum juga mengerti

bahwasanya cinta bukan lahir dari mata

-mata seksi dari matahari pun rembulan

dari pagi


sebab, setiap kata setiap cinta

telah hidup dari kematian mataku

juga mata sesiapa yang berguru

kepada kebutaannya.


2010