8.08.2009

SAJAK BURUAN UNTUK PUISI KITA


Tak perlu kita bertumpu pada tiga jarum kecil di dua belas putaran angka itu. Saat waktu mempersilakan kita untuk berburu. Dengan sandisandi apung di warna biru, kita pecahkan tekateki baru. Kita remahkan satu per satu. Meski matamata kita sampai haru. Kita membulat tekad, tanpa kelu, tanpa jemu. Demi puisi, kita memburu dan memburu.


Tak perlu kita bertumpu pada tiga jarum kecil di dua belas putaran angka itu. Saat musim kita temu. Dan petakpetak ladang kemarau kita tuju. Menyusur bersama sekantung impian lugu.


Tak perlu kita bertumpu pada tiga jarum kecil di dua belas putaran angka itu. Saat tiba kita berdahaga pada sebotol susu. Yang dulu kerap kita rindu bersama ibu.


Tak perlu kita bertumpu pada tiga jarum kecil di dua belas putaran angka itu. Saat terlalu suntuk kita memburu. Lalu kau berseru di pekat debu, “tekateki baru telah lama kita cumbu, namun jejak tak segera kita temu.” Setelah canang waktu bertalu, kita mengadu pada selembar tekateki pesan di buku puisi itu;


di bawah rerimbun pohon duku

di dekap peluk induk domba tanpa bulu

sajak buruan kita temu



2009


0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini