8.08.2009

KIRMIZI DI KURSOR PUISIMU



Dikau berkelit pada sebuah monitor. Pada segaris denyut kursor, dikau menimba harap tanpa menipu diri. Dikau berbahasa bersama dunia tanda simbol. Di peluk monitormu. Dikau bercakap bersama kotakkotak menu. Dikau menjemari bersama tutstuts hitam putih keyboard. Menunggu para abjad berjajar melengkapi deret puisimu. Dikau merekat diri pada layar berinchi itu.



Dikau berkelit pada sebuah monitor. Pada segaris denyut kursor, dikau menimba harap tanpa menipu diri. Di situ katakata tercetak. Di situ mereka berbaris rapi menghadapmu. Menghadapmu yang mereka anggap kiblat. Di situ mereka mengerek panji dan menaruh hormat. Dikaulah lambang di kibar itu.



Dikau berkelit pada sebuah monitor. Pada segaris denyut kursor, dikau menimba harap tanpa menipu diri. Gerik kursor bergegas meluncurkan suara huruf baru. Saling sahut dengan nisan detik di sudut kanan bawah pintu puisimu. Hanya demi segaris mungil kursor dikau mengadu. Bahwa dikau berjanji tak akan ada tawatawa sendu di depan atau dalam monitor. Walau selubung suara kelebat kafan ungu selalu mengikut tanpa jeda ke mana dikau di kursor puisi itu.




2009


0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini