7.05.2012

NYALA DIGITAL DALAM ABAD-ABAD



“luhurlah seribu nyala abad-abad
selayaknya kami menghormati
nenek moyang kami, luhurlah
abad-abad digital selayaknya
kami mendirikan bangsa
yang terbuat dari digit-digit
keypad dan belukar cahaya
jejaring di dalamnya”
 

demikian kami merawat anak-anak kami,
menawarkan pengertian demi pengertian;
kami telah membuat sayap-sayap
untuk mimpi-mimpi mereka, sebab langit
semakin abad semakin tinggi saja; sayap-sayap
akan membawa mereka menuju tempat-tempat
di mana sebuah kenyataan berhadapan dengan
kemayaan: di facebook, di twitter, di email,
di bb, demikian kami merawat keramaian
yang sunyi, berkenalan dengan perangkat
multi tasking. duh, tapi seringkali kami terjebak
lupa bagaimana membawa anak-anak kami
kembali memahamkan bahwasanya
perihal cinta dan kedewasaan tak bisa tercipta
secara instan seperti halnya meng-upload, seperti
halnya men-download. kami benar-benar samar
petunjuk jalan pulang atau berkata kepada
anak-anak kami bahwa rumah adalah rumah,
sekolah adalah sekolah, jalanan adalah jalanan;
rumah, sekolah, jalanan, bukanlah situs yang 24 jam
sanggup sambung menyambung ke dunia luas;
demikian kami bukan mesin waktu untuk kembali
pada seribu tahun lampau, karena kami meyakini
sebuah masa adalah sayap-sayap yang lepas:
anak-anak beserta dunia yang tak dinyana
saling tukar kesunyian pada kotak-kotak sesak
yang berisi waktu tanpa batas. maka inilah
jantung kelengangan manusia paling sejarah
dan kami hanya bisa belajar menerima saja,
menerima seperti halnya jarak yang bersiteguh
tak bisa men-delete dan mengetik sendirian

“luhurlah seribu nyala abad-abad
selayaknya kami menghormati
nenek moyang kami, luhurlah
abad-abad digital selayaknya
kami mendirikan bangsa
yang terbuat dari digit-digit
keypad dan belukar cahaya
jejaring di dalamnya”




2012

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini