2.12.2012

SEBAB AIR ITU TERLALU LELAH TERTAMPUNG DI AKUARIUM


mengingat putu wirawati

1. gelembung-gelembung udara pecah di permukaan
seperti mempermainkan perpisahan yang lama,
mengenalmu. sungguh berbenak-benak mataku
ditanak oleh bunyi riak sepanjang obituari ini
merapal namamu. diam-diam. bergantian
seperti bulatan gelembung yang tasbih
menguatkan air untuk tetap sebagai air,
bukan udara yang tampak janggal

2. ini tabiatku yang sedang tak tahu negeri asing,
mana mungkin bunyi anyir yang kau idap itu
mendekapi koral-koral putih dalam kotak air ini
bahkan mempersunting sebuah ingatan untuk
ditenggelamkan ke dasar kaca, bercinta selamanya
dalam sangsai duka yang suci dan basah tanpa merasa
bosan. ini tabiatku yang tak panjang-panjang
memperkarakan tawar percintaan

3. kau iris ngilumu saja, kau tebar bersama letupan
gelembung-gelembung udara di permukaan yang
tak pernah kau hitung berapa ganjilya atau sampai
kapan sebuah kenangan berkelahi dengan arus
yang selalu sama hingga membuat limbung
selekas perasaan kauhanyutkan ke buih-buih
sebagaimana bunyi deras pompa air.
kau iris ngilumu saja, kau tebar berdua bersama
air sebagai kesatuan yang merestui kegelisahanmu

4. air itulah yang membuatmu kepayang lalu pingsan
demikian seterusnya, kau mencoba membikinnya lebih
abadi karena langit hanyalah air yang bertahun-tahun
terus bergerak dalam akuarium dengan alangkah tenang
keletihannya


2011-2012

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini