3.28.2013

ANAK-ANAK SELEKAS MENGHENINGKAN CIPTA



bagi anak-anak penyandang tuna grahita

(“bersama ketabahan yang harum,
doa-doa ini adalah jalan seraya langit
bagi kalian;
bagi kita...”)

kita jadi hafal sekali,  anak-anak yang menyanyikan lagu
mengheningkan cipta saat upacara bendera tadi lekas
bergantian mengucap salam sebelum meletakkan
alat tulis beserta rupa-rupa pelajaran ke atas meja
masing-masing.

“anak-anak adalah pangkal keselamatan”, kata kalian;

kita jadi saling mengeja dan mengabarkan tentang bagaimana
anak-anak sekolah itu mempertunjukkan gerakan-gerakan bibir mereka
lalu bagaimana kosa kata berlahiran—sebentar melupakan kekurangan
meski tanpa alasan yang mesti dan pasti.

kita jadi saling begini dan begitu. melihat tatapan-tatapan asing
dan mendengar cerita-cerita melankolis; anak-anak selalu
saja begini bilamana kita berusaha membenarkan
letak pensil yang dipakainya. pun kita selalu saja
begitu seketika ada anak yang tiba-tiba menangis
menatap jendela, mencari kunci pintu, dan menggedor-gedor
pintu berulang kali.

aduhai, kita ini mengapa selalu begini dan begitu,
padahal ada yang lebih dekat untuk kita percakapkan
dan pertautkan. anak-anak seperti itu telah mengajari kita
dengan bahasa mereka, sebenarnya;
kita tak perlu khawatir, sebab bab-bab mengenai kemanusiaan
telah hadir pada tindakan-tindakan mereka.
barangkali kita bertemu untuk belajar mengizinkan
melepas sepatu mereka di tempat lain
sekembalinya kita memahamkan ini semua
sebagai kerendahan yang lapang, sedasar kata-kata
:
biarkan waktu menanak
biarkan waktu menanak
biarkan waktu membawa anak-anak beserta
keselamatan menuju luar kelas, 
menuju luar sekolah
menuju dunia yang menyusun letak
gambaran penebusan manusia-manusia 
yang kelak;
demikian kita belajar kepada rerupa anak-anak
...biarkan waktu menanak


2012 - 2013 


0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini