9.23.2014

BAKAL CINTA HABIL



petang terbiasa menunggu sesuatu yang tumpah
kering disesap oleh cahaya-cahaya kedua; lalu
di mana pisau mata sunyi yang pernah membikin
bulu mata merahku berembun sedemikian rupa?

tangan-tangan perih kini semakin tak menyesal
sebelum berkali-kali bersalaman, sadar
kerna pada petang mereka gampang sembunyi
bahkan jelma jadi bayang bayangan susut
dihisap kelip neon jalanan

yang petang kutemukan di lain mataku, nubuat berahi
yang dirampas demi menggenapi nas:
kulepas cintaku, sepisah jiwa yang akan tampak agung
bilamana dipercikki oleh pendar sengsara dari langit

petang terbiasa tak tuntas kerna cintaku
berlalu lalang jadi orang-orang
memanggil-manggil:
nabi, nabi,
kenapa kita mesti sembunyi mengasah dosa sendiri?


2014

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini