PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

2.07.2016

PERUMPAMAAN TENTANG QUIXOTE DAN CERVANTES*





Penat dari tanah Spanyol-nya, seorang prajurit tua (empunya seorang raja) mencari pelipuran di suatu wilayah Ariosto yang luas, tersebab di lembah rembulan tempat waktu disingkirkan oleh muatan mimpi-mimpi dan emas pujaan Mohammed yang dicuri oleh Montalbán.

Dalam bulian ringan atas dirinya sendiri, ia membayangkan seorang pria yang gampang percaya, yang gelisah dengan pembacaannya atas suatu kemegahan. Ia memutuskan untuk mencari tantangan dan gairah di tempat-tempat menjemukan yang disebut dengan El Toboso atau Montiel.

Terbunuh akibat kenyataan, oleh Spanyol, Don Quixote meninggal di desa asalnya pada tahun 1614. Ia bisa bertahan tersebab Miguel de Cervantes, namun dalam waktu yang teramat singkat.

Bagi mereka berdua, si pemimpi maupun yang dimimpikan, sepanjang pola dari perjalanan tersebut terdiri dari pertentangan dua dunia: dunia fiksi dari buku  dan dunia nyata sehari-hari selama abad ketujuhbelas.
 
Mereka tidak menduga bahwa selama bertahun-tahun akhirnya akan diam-diam menjauhkan pertentangan tersebut. Mereka tidak menduga bahwa La Mancha dan Montiel serta ksatria berpenampilan kurus akan demikian, demi warisan anak-cucu, ini tidak jauh puitis dari episode-episode Sinbad atau sisi geografis Ariosto yang luas.

Pada awalnya sastra adalah mitos, dan juga pada akhirnya.
 




*Tulisan pendek Jorge Luis Borges ini diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh J.E.I (dalam buku "Labyrinths, Selected Stories & Other Writings, 1964) lalu ke dalam bahasa indonesia oleh Ganjar Sudibyo, 2016.
**Sumber gambar:  http://static.donquijote.org/images/blogs/dq-reg/don-quijote-de-la-mancha.jpg


2.06.2016

STANZA MENCINTAIMU




cerlang matamu yang hendak mengabarkan alamat lain
adalah sepatah kecap lidahmu yang disembunyikan waktu
kemarilah, aku tak butuh sajak-sajak picisan dengan kamus tebal
maka aku memutuskan untuk tidak berpihak pada sunyi yang lain
menerjemahkan gerak nasib di atap ratap sebelum dinding batu dipatuk lelatu
sebab dalam rohaniku jiwa ini bersikeras menyatakan rindu-rindu itu gagal
sejak kutanam musim demam yang menggusur seluruh bangunan suci di tubuh
lalu cinta kudirikan seperti pemandangan sesaat kita bersepakat ingin jatuh



2016

Sumber foto: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1139724566040033&set=a.843738915638601.1073741851.100000075020855&type=3&theater



2.05.2016

MAKING DO**




Syahdan, ada sebuah kota di mana segala sesuatu dilarang.

Kini, sebab satu-satunya hal yang tidak dilarang adalah permainan tip-cat*, masyarakat kota biasa berkumpul di padang rumput di belakang kota. Mereka menghabiskan hari-hari di sana dengan bermain tip-cat.

Ketika aturan-aturan yang melarang hal telah diperkenalkan mereka pada suatu waktu dan selalu mendapat respons yang baik dari masyarakat, bahkan tidak seorangpun yang dijumpai membawa keluhan atau protes. Polisi daerahpun merasa tidak sulit untuk membiasakan mereka dengan aturan-aturan.

Tahun-tahun berlalu. Suatu hari para polisi daerah memandang bahwa tidak ada lagi alasan mengapa segalanya harus dilarang, lantas mereka mengirim utusan untuk memberi kabar kepada masyarakat bahwa mereka boleh melakukan apapun yang mereka kehendaki.

Para utusan pergi ke wilayah-wilayah di mana masyarakat kota berada untuk berkumpul.
"Dengarlah, Dengarlah kalian", mereka mengumumkan, "mulai saat ini tidak ada yang dilarang lagi."
Orang-orang sedang hibuk-hibuknya bermain tip-cat.
"Kalian ngerti? "Utusan bersikeras. "Kalian bebas untuk melakukan apa yang kalian kehendaki."
"Baik, "jawab masyarakat. "Kami sedang bermain tip-cat. "

Para utusan berusaha semaksimal mungkin mengingatkan mereka bahwa ada banyak pekerjaan yang bagus dan berguna mereka yang mana pernah terlibat di dalamnya dan sekarang bisa terlibat lagi. Namun masyarakat kota tidak akan mengindahkan itu. Mereka terus bermain dan bermain, pukulan demi pukulan, bahkan tanpa berhenti untuk sekedar istirah.

Mengamati bahwa upaya mereka sia-sia, para utusan pergi untuk memberitahu para polisi daerah.
Dengan gampang para polisi daerah bersepakat, "Mari kita larang permainan tip-cat."
Saat itulah orang-orang mulai memberontak dan membunuh sebagian besar dari para polisi daerah itu.
Kemudian tanpa menyia-nyiakan waktu, mereka kembali bermain tip-cat.


*Tip-cat adalah permainan yang diperkenalkan oleh kolonial Inggris pada awal abad ke-17 di Amerika Utara. Kemudian populer di Inggris pada abad 19. Permainan ini semacam kasti dan kriket hanya saja menggunakan tongkat dan sepotong kayu. (sumber: britanica.com)
**Cerpen karya Italo Calvino (dalam e-book The Complete Cosmicomics--Translated in english by Martin McLaughlin, Tim Parks and William Weaver) ini diterjemahkan oleh Ganjar Sudibyo, 2016.
***Sumber foto: https://www.flickr.com/photos/39981363@N04/6924136837/sizes/l


2.04.2016

EKARISTI / n / PUISI BUKAN MILIK SEMUA




Judul: Ekaresti
Penulis: Mario F. Lawi
Penerbit: PlotPoint Publishing
Cetakan: I, Juni 2014
Jumlah halaman: XII + 93
ISBN : 978-602-9481-67-9


Orang awam yang jarang membaca buku (pun di luar anggota gereja) pastilah banyak yang tidak tahu tentang kosa kata yang menjadi judul sebuah buku kumpulan puisi dengan kemasan cukup apik ini. Pembaca memerlukan waktu untuk membuka kamus atau mesin pencari guna memperoleh penerangan soal ekaristi.

Mario adalah mantan seminaris yang divonis tidak dapat melanjutkan pendidikan imamnya karena suatu penyakit. Latar belakang yang demikian tentu turut menjadi kontribusi bagi Mario. Ia dengan segala daya upayanya memasukkan unsur-unsur biblis (kitab suci) dan simbol-simbol dalam perayaan gereja. Selain bahwa Mario hidup di lingkungan yang barangkali nyaris setiap hari ada waktu khusus yang digunakan untuk menulis, Mario tekun dalam megasah pundi-pundi talentanya. Mario mengizinkan dirinya terseret oleh iklim di luar dirinya yakni pengetahuan dan pengalaman yang ia serap selama bertahun-tahun. Keberadaan buku ini menegaskan bagaimana ketekunan Mario dalam meresapi pengalaman, cerita dan simbol-simbol gereja.

Apakah hal-hal yang berusaha dirangkum Mario ke dalam puisi adalah sesuatu yang sophisticated menimbang bahwa tema-tema yang ia sodorkan ke pembaca jarang digarap penulis lain di Indonesia? Tunggu dulu, tidak semudah itu untuk membawa karya ini ke irisan avant garde dalam sastra meski di antara para penulis dari Indonesia bagian timur, Mario bisa dikatakan menonjol dalam hal publikasi karya di media cetak nasional. Buku ini sebagian memuisikan kisah tentang Zakheus, Ararat, Magdalena, Rafael, Samuel, Yusuf, Nuh, Musa, Zakharia, Saulus. Syahdan, Mario menjadikan nama-nama tersebut sebagai bahan utama menulis puisi. Selain itu, simbol-simbol dalam kitab suci dan perayaan agama Katolik, seperti Pentakosta, Quo Vadis, Homo?, Via Dolorosa, Getsemani, Nazaret, Kyrie, Sakramen, Perjamuan, Requiem, Adventus, Paskah, Angelus, Wirug, turut dihadirkan. Walaupun demikian, istilah-istilah tersebut masih terbatas istilah judul, belum mengenai isi puisi yang dikandungnya. Bisa saja, pemberian judul berseberangan dengan isi. Hal ini sangat mungkin terjadi, dan sering terjadi dalam puisi-puisi yang kian jamak di indonesia kini. Demikian memungkinkan hal tersebut muncul di puisi-puisi Mario. Dugaan ini menyisakan seputar kejelian dalam membaca karya sastra, terutama puisi.

Ada dua teknik penulisan dalam sebagian besar puisi-puisi Mario di dalam buku ini. Teknik gaya bahasa alusi atau disebut dengan kithtavi, eponim dan metonimia. Kedua teknik ini hampir sama, namun jika digali lebih akan menghasilkan pemahaman yang berbeda. Istilah yang digunakan oleh Mario dalam puisi-puisinya mengandung kedua teknik ini. Salah satu nukilan puisinya yang menggunakan teknik metonimi: “Ke matamu yang ceruk, Tobia berenang” (Adventus). Sedangkan nukilan yang menggunakan teknik alusi salah satu contohnya: “sedang Adam tersedu sendiri / menyaksikan Eva / melahirkan bayi-bayinya” (Ruang Tunggu, 2). Teknik eponim digunakan dalam nukilan berikut: “meletakkannya demi menjaga langkah para Majus.” (Fragmen Natal)  Ketiga majas itu masif digunakan oleh penulis untuk mengolah materi yang dibawakan. Terlepas bahwa apakah penulis sadar menggunakannya atau tidak, ketiga teknik itu sering muncul dalam puisi-puisi Mario.

Pembaca yang baik tentu bisa merasakan tenaga Mario dalam mengemas isi Alkitab cukup besar, kekuatan Mario ditunjukkan dengan tema-tema tersebut yang terarah dalam buku ini. Ekaresti identik dengan eksplorasi-eksplorasi teks yang menggubah dari pengalaman pembacaan biblikal dan dibumbui dengan sentimen pribadi (latar belakang kepercayaan jingtiu termasuk di dalamnya). Membaca Ekaristi tanpa mengenal seluk beluk kisah-kisah dan simbol-simbol gerejawi akan membawa pembaca merasa di dalam ruangan baru dengan benda-benda yang nampak memendarkan kilat indahnya tanpa tahu nama, sejarah, dan kegunaan benda itu. Hal ini yang membuat pembaca hanya bisa duduk diam merasakan saja tanpa memikirkan karena bisa berujung pada sesat pikir.

Segmen pembaca buku ini pasti terbatas. Mario tidak menulis untuk pembaca. Mario menulis untuk dirinya sendiri dan barangkali kalangannya. Sebab itu, percayalah, puisi hari ini bukan untuk semua.


2016
*Resensi ditulis oleh Ganjar Sudibyo



KUATRIN SCHEHERAZADE





: 1001 malam

paruh waktu, negeri pada jeda itu, setelah persiamu  
istana yang diam, tubuh hidup dan kematian; tanah kaki
sebuah kebahagiaan, mengangkang seperti surga-dukamu
yang dibisikkan angin gurun sebelum tubuhnya terisi

pikirannya selalu hibuk sebab dirinya kadung mengandung
perkara raja-raja arab yang nasihatnya tak pernah mujarab
malam menumpahkan potongan sakit di pelukannya yang cekung
tubuh lain, ibunda, meniadakan juru selamat telah kirab

bulan kelewat sabit menggenapkan nasib di ujung kutuk
--cinta, ialah irisan ribuan malam dan sampiran patah-pepatah
dunia yang cemas sebab pintu-pintu rumah menolak diketuk
suatu negeri bertahan: tubuh anak-anak cengeng, dongeng berkilah


2014-2016 
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/521925044291092940/