Kesudahan hari itu membuatmu terdampar di pelosok cita. Beranjaklah kau menuju pondok lamun. Di situ kau bermimpi tanpa melerai perkelahian antara detik jam tanganmu dan detak jam kepalamu. Setidaknya mimpimu menjadi batas ruang mereka.
2009
engkau belajar menulis dengan menulis, engkau belajar membaca dengan membaca
Social Profiles
salam
turut bersukacita atas para pemerhati aksara yang telah singgah di pekarangan kecil ini...
-
1 ~ pada sekelebat detik perjumpaan tak pernah ia punya cukup sajak, sejak orang-orang yang ia kasihi malahan menyesak diri menanam... -
cerlang matamu yang hendak mengabarkan alamat lain adalah sepatah kecap lidahmu yang disembunyikan waktu kemarilah, aku tak butuh saj... -
semakin mengayuh semakin deras ia: di dalam rumahmu di tengah jalan gerimis di pinggir jalan hujan di pantai-pantai selatan di pulau-pul...
-
Aku kenyang oleh perayaan semalam. Di ranjang rembulan sabit, tempatku melahap mereka. Sepiring bunga tidur dan segelas pelangi. H...
-
RAMADHAN DI MEJA MAKAN Maaf, hamba tak sempat tanyakan permohonan pada pohon-pohon mangga di pekarangan masjid. Setelah ramadhan datang...
-
Melamun seorang anak Berdiskusi dengan Sang Juwita “kapan lagi aku bersamamu?” Lirihan daun-daun senja ...
-
sore tadi hujan bilang padaku, “mendung tak pernah paham tentang jalanan yang jadi becek dan berbahasa diam.” pada tempat-tempat kau ...
PARA Perapal
Para Pembaca Setia
Suatu Masa
Blog Archive
-
Lalu Lintas Pejalan
Copyright ©
Scribere Scribendo Discere Discendo Disces
0 pembaca kata berbicara:
Posting Komentar
silakan rawat benih ini