8.20.2009

JALUR YANG BIASA



Ia masih berkutat pada jalur yang biasa. Di jalanjalan sepi. Hanya dua pengamen mampu membelah kebisuan trotoartrotoar bercat pucat. Ia berharap pada permainan sebuah gitar dan gendang milik mereka, supaya sajaknya tak lepas kendali dari jalur yang biasa.



2009

1 komentar:

  1. nice puisi,..
    salam kenal& ditunggu kunjungan bliknya,
    msih pemula ni.
    :)

    BalasHapus

silakan rawat benih ini