8.10.2009

MURID YANG BELUM LULUS



Malam di kemerahan lampu trotoar, ia berjalan berpisah satu langkah dengan seorang muridnya. Setelah berwaktu-waktu memandang sederet mobil untuk dijadikan puisi di ujian pelajaran bahasa Indonesia. Si murid cerdas bangga, puisinya melarik panjang di kertas ulangan yang ia bawa pulang.


Ia tersungging senyum melihat muridnya lega. Ia hanya berjalan saja, menginjak larik–larik puisi muridnya yang berguguran di trotoar. –tak sadar si murid bahwa yang digenggamnya tertempel kalimat: Anda dinyatakan BELUM LULUS –



2009

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini