2.17.2011

CINTAMU DAUN PEPAYA


cintamu masih kukepal, seperti senja biasanya

dan sisa bau rambutmu masih menggambar ramalan

guratan di telapak tangan kiriku. sesekali aku membuat

lobang yang pernah mendadaimu, mengucap bahwa

aku tak pandai membawa ke mana bau rambutmu harus

kusimpan. aku sekali lagi masih senja. ya. dan kau

kini berambut remaja bersama segenggam perasaan

yang tak mau jatuh.


cintamu masih kukepal. jari jariku kesemutan dan hampir beku.

aku ke luar. ke luar jemariku. di luar sana

kutemukan sebuah pohon berbuah di pekarangan. ia yang

paling tinggi dan sedikit dahannya. satu daun jatuh.

dua. tiga. empat sampai lima. aih, aku tak kuat hati

mengambil daun pepaya yang rupanya menjari.

berlari dari pohon, dahan ke diri. mengepal berkali kali

mengatupkan namamu pada telapak tangan lain

yang baunya sama dengan sisir rambutmu, yang rasanya

sama dengan daun pepaya yang berjatuhan setiap senja

di pekarangan.


2011

0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini