9.30.2013

MENERUSKAN MIMPI YANG CEMAS TADI MALAM


“gusti ampunilah mereka
mereka belum sampai menampung 
mahaluas pengetahuan;
dan ampunilah kami
sebab kami sering membusung dada
ketika kami memandang di luar kami”

pada pandangan yang diciptakan oleh jarak,
mereka tak henti-hentinya menjelma bahasa
menjadi perkara yang ngeri:
“selamatkanlah jiwa-jiwa
selamatkanlah jiwa-jiwa”

seorang yang bungkuk datang dalam bayang
matahari menyembunyikan tubuh mereka
awan-awan bergerak berbalik jauh dari jangkauan
langit-langit yang membuat pandangan mengenal
warna: mana biru rencana mana putih mimpi;

seorang yang bungkuk datang dalam bayang
“selamatkanlah jiwa-jiwa
selamatkanlah jiwa-jiwa”

ia tua tapi meruwat kami
supaya tetap muda dan mesra,
demikian mereka yang tidak juga bangun
atas pengetahuan yang perlahan dihancurkan
dilebur dalam angin dingin hingga tak kelihatan
lalu diatas-namakannya keyakinan
supaya tidak bisa diperdebatkan
supaya hanya bisa dipandang, kata mereka

seorang yang bungkuk datang dalam bayang
membaca jarak dengan bahasanya:
ini pikulan yang nikmat sayang
barangkali demikian mereka didhawuhi gusti
barangkali demikian kita dirawuhi gusti


2013



0 pembaca kata berbicara:

Posting Komentar

silakan rawat benih ini