PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

12.16.2015

SEBUAH KISAH YANG TERLAMPAU SINGKAT



Oleh Ernest Hemingway*
 
Pada suatu malam yang bergairah di Padua, mereka membopong seorang lelaki menuju ke atap sehingga ia bisa memandang seluruh kota dari atas. Di sana burung layang-layang chimney beterbangan di langit. Selang beberapa waktu, haripun mulai gelap dan lampu sorot perlahan menyala. Sebagian dari mereka turun mengambil botol-botol. Dari balkon, ia dan Luz dapat mendengar mereka yang berada di bawah. Luz duduk di atas ranjang. Perempuan itu tampak bugar dan menawan di malam yang bergairah.

Luz mendapat jatah tugas sif malam selama tiga bulan. Mereka merasa bahagia atas kabar itu. Ketika mereka hendak melakukan operasi padanya, Luz menyiapkan meja operasi; merekapun mempunyai lelucon tentang kawan maupun enema[1]Sang lelaki dibawa dalam pengaruh obat bius, ia mempertahankan dirinya sekuat mungkin hingga ia tidak bisa banyak bersuara tentang apapun selama kekonyolan terjadi pada waktu mengobrol. Setelah ia mendapat penopang ia menggunakannya untuk berjalan mengambil termometer sehingga Luz tidak mesti bangun dari ranjang. Di rumah sakit itu hanya ada sedikit pasien dan mereka semua tahu tentang itu. Mereka menyukai Luz. Ketika sang lelaki berjalan ke belakang di sepanjang lorong, ia terpikir tentang Luz di ranjangnya.



Sebelum ia kembali ke depan, mereka menuju Duomo[2] dan berdoa. Ruangan di sana terkesan remang dan hening. Mereka berencana bisa menikah, namun sepertinya tidak ada cukup waktu untuk untuk mengirim pengunguman perkawinan di gereja dan tidak satupun dari mereka yang memiliki akta kelahiran. Mereka merasa seolah menikah, namun mereka ingin setiap orang tahu tentang pernikahan itu, dan supaya membuat pernikahan itu terjadi sehingga mereka tidak merasa kehilangan atas pernikahan itu.

Luz menulis banyak surat kepadanya meski ia tidak pernah mendapat surat-surat itu sampai setelah peristiwa gencatan senjata berakhir. Lima belas bendel surat tiba di hadapannya dan ia memilah surat-surat itu, mengurutkannya sesuai tanggal, lantas membaca semua surat itu. Dalam surat-surat itu Luz bercerita soal rumah sakit, bagaimana Luz mencintainya, bagaimana Luz merasa tidak mungkin menjalani hidup tanpanya, dan bagaimana Luz merasa pedih kehilangan sang lelaki itu sepanjang malam.  
    
Usai gencatan senjata berakhir, mereka setuju bahwa ia mesti pulang untuk mendapatkan perkerjaan sehingga memungkinkan mereka untuk bisa menikah. Luz tidak akan kembali ke rumah sampai sang lelaki mendapat pekerjaan yang layak hingga bisa kembali ke New York untuk menemuinya. Komitmen itu dipahami bahwa sang lelaki tidak akan bermabuk-mabukan, tidak ingin melihat teman-temannya atau siapapun di negara itu demi mendapatkan pekerjaan dan menikah. Di perjalanan kereta dari Padua menuju Milan mereka berselisih tentang Luz yang tidak ingin berkunjung ke rumah bersama. Dan merekapun terpaksa saling mengucap selamat tinggal di sebuah stasiun di Milan. Mereka menandainya dengan ciuman selamat tinggal, tetapi perselisihan masih berlanjut. Sang lelaki merasa sakit hati dengan ucapan selamat tinggal itu.

Sang lelaki pergi ke Amerika dengan perahu dari Genoa. Luz kembali ke Pordenone untuk membuka sebuah rumah sakit. Di sana hanya ada kesepian dan cuaca hujan. Di kota itu terdapat markas dari sekumpulan batalyon Italia. Dalam jalan berlumpur dan kota hujan di musim dingin, seorang mayor dari batalyon yang tinggal di kota tersebut menjalin hubungan percintaan dengan Luz. Dan sesungguhnya Luz belum pernah tahu tentang orang-orang Italia. Akhirnya Luz menulis surat, mengirim kabar ke Amerika bahwa hubungan percintaan mereka ibarat seorang anak laki-laki dan gadis yang berselingkuh.

Luz menyesal dan ia paham bahwa sang lelaki tidak dapat menerima kenyataan itu, namun ia percaya suatu hari sang lelaki pasti memaafkan dan berterimakasih kepadanya. Ia mengharapkan demikian, beriringan dengan angan-angan menikah di musim semi. Luz selalu mencintainya, tetapi sekarang ia menghadapi kenyataan lain bahwa hubungan cintanya laiknya seorang anak laki-laki dan gadis. Ia menaruh harapan supaya sang lelaki mempunyai karier yang tinggi. Ia percaya itu tentu bisa terjadi. Luz tahu, sebab itulah yang terbaik. 

Pendek kata, sang mayor tidak menikahi Luz di musim semi maupun musim-musim yang lain. Luz tidak pernah mendapat balasan atas surat yang dikirim ke Chicago. Masa yang teramat singkat setelah sang lelaki mengidap gonore[3] hasil dari hubungannya dengan seorang sales perempuan di sebuah loop[4] toserba pada saat menumpangi taksi di Lincoln Park.


  




Ernest Hemingway lahir di Oak Park, Illinois pada tahun 1899. Ia mulai menulis pada tahun 1917. Pada riwayat hidupnya diceritakan bahwa selama Perang Dunia I, ia menjadi relawan sebagai sopir ambulans di Italia. Ernest dengan kekuatan seni cerita bergaya narasinya pernah mendapatkan anugerah Pulitzer pada tahun 1953 dan meraih nobel sastra pada tahun 1954. Ia wafat di Idaho pada tahun 1961.

*Diterjemahkan oleh seorang separuh ghost writer. Terjemahan ini pernah dimuat di sebuah buletin. Sumber teks asli dari e-book "The Complete Short Stories of Ernest Hemingway", Finca Vigia Edition, 1987. Sumber gambar: boxwoodavenue.com.



[1] Enema adalah prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus. Enema dapat ditujukan untuk merangsang peristaltik kolon supaya dapat buang air besar.
[2] Duomo: katedral yang arsitektur bangunannya bergaya Italia.  
[3] Gonore adalah penyakit kencing nanah yang disebabkan oleh bakteri yang menular melalui hubungan seksual.
[4] Bangunan yang konstruksinya berbentuk kurva tertutup




12.13.2015

LORONG-LORONG PALING GELAP YANG MENARIKMU



kau semacam apatah,
doa-doa yang padanan bahasanya tak
lekas-lekasnya mencapai penjaga gerbang surga,
atau harapan-harapan yang patah tumbuh
dari kekuatan kaki seorang sisifus?

...tetapi bersabdalah saja,
maka sahaya akan sembuh



2015

TERRA NOSTRA*


masa lalu membumbung, hitungan waktu
yang memaksamu bimbang, di antara pohonan tumbang
mendekati musim hujan. separuh nyawa

sejarah, yang sebagian adalah langit berwana darah
semacam rapor mentereng : kita sangat perlu mengingatnya
bukan hanya sebagai catatan; semacam ancaman

sejarah serupa kemanusiaan yang dibungkus
lalu dicantumkan sebagai doa-doa
yang tak satupun mencapai lengan-lengan pengabulan

masa lalu mencipta mimpi-mimpi, menakar masa depan
di antara hubungan sesama manusia yang tak jelas; di luar itu
kita serupa benda-benda dalam museum kecil: politik paling sunyi


2015
*Judul buku Carlos Fuentes

12.07.2015

SUNYI YANG KAKINYA TAK TERPATAHKAN



detak kehidupan yang normal:
muda, kerja, kaya, kawin dan beranak

mimpi-mimpi naik ke langit tak terjatuhkan
udara mempersilakan air menjadi apapun
yang bisa disentuh hasrat manusia

detak kehidupan yang normal
mengemas mimpi-mimpi turun
ke atas bangunan-bangunan;
merawat sebagai harapan
menunggu sebagai kejutan

detak kehidupan yang normal:
jalan ramai, bising dan mudah terpatahkan

kenyataan-kenyatan lain: sunyi
perjalanan yang langkahnya dihindari sebagian manusia,
pekerjaan-pekerjaan liar yang tak kenal waktu
mengasuh perasaan-perasaan hilang dan bunuh diri
merayakan luka tanpa obat, mempercuma-mimpi
merapal-rapal kepedihan dari biji tua mataNya

detak kehidupan yang normal:
majal kematian


2015

*Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/347129083757020277/

OBITUARI KEKASIHKU

:paris

sepeninggal tahun-tahun yang kusucikan, mestikah kutulis
tentang kamu dengan segenap rasa tidak percaya?

apakah begini kesalahanku, tidak mengenakan jubah yusuf
pada pasal mimpi semalam sebelum kamu mengatakan, "ini nisan,
untuk kita"...sampai kudengar sendiri sesuatu yang sedang masif
akan terjadi. tapi aku masih tidak percaya sekali lagi, pertanda
yang pernah menyala dari dalam sebuah kitab menuju gelap
pandanganku; sesuatu seperti nasihat lirih lewat begitu saja
tanpa perasaan apa-apa.

seperti ada yang lepuh di riak-riak dalam kepala:
ponsel ataukah isi kepalaku ini yang fiksi,
aduh, aku tidak hendak terlibat terlalu panjang
dengan apa yang pernah terkenang, namun perasaan
yang rinding ketika sendirian, yang kadang-kadang
mengirim ingatan-ingatan lawas adalah satu-satunya
pencobaan yang tidak bisa diukur dengan waktu

aku bisa apa, jika ingatan bergerak, ia bahkan mampu
memelucuti upaya-upayaku untuk memahami kehendak:
yang tak pasti dari segala yang tak pasti
dan yang pasti dari segala yang pasti

mendung mulai rajin memberi salam kepada perpisahan
hujan yang santun menyuburkan pohon-pohon masa lalu
tubuh yang kupakai ingin sesekali kuganti tanpa sekalipun
orang-orang rumah mengerti; tubuh yang jauh dari cahaya
mendung dan bau hujan

sore hari dan nasihat-nasihat para nabi yang mengendap
secangkir kopi susu, lalu jarak: kota-kota yang berbaris
yang berhasil mencuri arak-rindu, cintaku
terpelanting ke udara--lesap bersama lengking suara
istirah burung-burung:

kamu akan pergi, aku tahu. sangat tahu.


2015

12.05.2015

BAGAIMANA SEORANG COPYWRITER NEWBIE MENGASAH KETERAMPILAN BER-BAHASA?*





Judul : Saya Pengen Jadi Copywriter
Penulis : Budiman Hakim
Cetakan :  I, 2015
Penerbit : Indonesia Cerdas
Jumlah Halaman : xv + 187 halaman
ISBN : 978-602-8728-47-8


Ada banyak profesi yang beririsan dengan dunia tulis menulis. Mulai dari genre fiksi sampai non fiksi. Copywriter, sebuah istilah profesi yang sebenarnya tidak asing bagi saya. Sekilas mendengar istilah tersebut terkesan menarik dalam batin saya. Siapakah dan bagaimanakah rupa-kerja seorang copywriter? Sebelum saya menemukan deskripsi yang jelas mengenai tugas seorang copywriter, saya sebenarnya dibingungkan dengan istilah yang belum dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia tersebut. Lalu saya mencoba untuk membelahnya, maka didapatkan: writer adalah penulis, sementara copy adalah salinan, sehingga jika digabung maka menjadi: “penulis salinan”. Demikiankah? Ah... ya, itu tugas para pakar bahasa yang memasukkan lema-lema baru ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Namun, istilah tersebut saya rasa penting untuk dibahasa-indonesiakan. Bukan kenapa-kenapa, melainkan supaya nasionalisme dalam berbahasa semakin ditegakkan (alahhh...). Selanjutnya, saya mencoba mengorek-ngorek bagaimana “google” memberi klu terhadap definisi copywriter, begini saya memperolehnya:

“Copywriter adalah profesi di lingkungan periklanan yang bersifat komersial yang tugasnya menulis naskah iklan, baik untuk iklan cetak (print ad), iklan televisi (TV Commercial), iklan radio (Radio Commercial) dan segala macam bentuk komunikasi merek." (wikipedia, 2015)

     Selain itu, di sebuah situs lain (http://www.copywritingskill.com) mengartikan bahwa “copywriting pada dasarnya adalah ilmu mempengaruhi orang melalui kata-kata untuk menjual produk dan/atau jasa, menciptakan image tertentu di benak konsumen, untuk membuat orang menyetujui suatu ide, dan bahkan juga bisa untuk merubah budaya sebuah bangsa.” (tujuan terakhir keren juga tuh....)

         Ya, dunia copywriting sudah pasti tidak bisa dipisahkan dengan periklanan.  Saya tidak akan mengupas secara mendalam menyoal definisi terkait copywriter (sementara di buku Budiman Hakim juga tidak secara gamblang dijelaskan mengenai sejarah tetek-bengek copywriting). Saya hendak memberikan semacam testimoni kecil dari buku yang saya baca. Salah satu alasannya karena saya rasa menarik untuk memulai sesuatu tulisan di blog ini dengan tema yang agaknya berbeda.

         Budiman Hakim (melihat dari riwayatnya) adalah seorang aktivis copywriting. Dalam deskripsi tentang CV-nya di belakang buku tersebut, ia menyebutkan kurang lebih dua puluh tahun menjadi seorang copywriter (hal. XVI). Tentu bukan usia yang pendek dalam jenjang karier menjadi copywriter. Di buku Om Bud (panggilan umumnya) kali ini diulas tentang  bagaimana copywriter bekerja dengan bahasa yang mudah dicerna dan terkesan semacam transkrip dari percakapan sehari-hari. Om Bud tentu mempunyai pertimbangan tentang penyajian bahasa dan juga ilustrasi untuk pembaca berkalangan apa dan siapapun. Salah satu yang dapat diduga di sini adalah karena alasan pasar. Profesi copywriter memang belum banyak yang mengenal lebih jauh, namun bahasa dan ilustrasi yang menarik dalam buku ini memberikan pemahaman bahwa copywriter adalah sebuah profesi yang menyenangkan. 

        Merujuk pada isi buku, pembaca (baca: pembelajar) ditawarkan menjadi seseorang yang berproses menjadi copywriter terampil. Adapun tema-tema pembelajaran yang dijadikan bahan antara lain dimulai dari bagaimana merangkai kata hingga menjadi seorang risk taker. Pelajaran-pelajaran tentang copywriter dibawakan secara ringan oleh penulis dengan bahasa metropolitan sehari-hari. Berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadi yang bisa saja barangkali tidak semuanya nyata, tapi penulis tetap memposisikan diri sebagai provokator pembaca untuk terus menerus menyelesaikan pelajaran sampai akhir. 24 tema pelajaran yang ditampilkan dalam buku ini merupakan satu kesatuan. Bahkan pembaca diajak untuk merenung-renung seperti bagaimana kreativitas diperlakukan sebagai sikap hidup. Penulis menyertakan intisari di setiap bab pelajaran. Hal ini tidak lain untuk membuat pembaca mudah dalam menyerap pokok pelajaran di setiap bab. Lantas, apalagi yang belum dilakukan penulis untuk membuat pembaca bertahan dan nyaman?


Ada yang agaknya menarik dan dapat dijadikan prinsip sebagai awal kepenulisan (yang notabene bukan hanya untuk wilayah copywriting saja) di antara bab-bab pelajaran dalam buku ini. “Gue sih pengen latihan nulis tapi nggak tau harus nulis apa. Kalau kalian mempunyai masalah yang sama, cobalah gunakan rumus 3P” (hal.134).  3P itu antara lain, pengalaman, pengamatan, dan pengemasan. Prinsip ini merupakan pegangan yang mutlak mesti dimiliki seorang penulis manapun. Hal elementer seperti inilah yang kemudian menjadi buku ber-cover kuning-hitam ini semakin berbobot. Adapun penulis menawarkan teknik-teknik kepenulisan yang  mana jarang dibeberkan dalam buku-buku kepenulisan, seperti belajar dari mantra, belajar dari plesetan, belajar dari makna ganda, belajar dari teka-teki, belajar dari jokes, belajar multitasking, belajar dari supir truk. Pembelajaran semacam itu seolah memberikan dorongan kepada pembelajar untuk mengasah sensivitas terhadap lingkungan sekitar dan terlebih pada diri sendiri.



Sebagaimana iklan mempunyai hakikat sebagai ujung tombak dalam penglaris suatu produk, demikian copywriter adalah profesi yang semestinya mempunyai pedang berbahasa yang tajam dan mengkilat untuk menebas dan menembus keramaian pasar, sehingga profesi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Penulis kemudian memberikan nasihat-nasihat penting yang bertujuan dapat merangsang para pembaca untuk terus bergerak mengasah diri dan percaya bahwa copywriter adalah pekerjaan menjanjikan: "inti dari tulisan ini adalah kalau Anda mau jadi penulis maka caranya cuma satu: LATIHAN! Percaya deh! Bakat itu Cuma 1%, sisanya yang 99% adalah latihan dan latihan (hal.137). "...saya cuma mau bilang bahwa sukses hanyalah milik orang-orang yang berani". (hal.183)
 

2015
*Ditulis oleh Ganjar Sudibyo untuk keperluan semata belajar dari "hiburan"
 

12.03.2015

MENGAHBLURKAN KAMU



matahari segera meninggi, tapi mimpi
masih ranggas di kedipan pertama
seorang lelaki yang baru saja diberi hujan
kecil oleh mahapetaka di dadanya;
maka ia hendak mencuci gegar rekaman
dalam kepalanya yang terciprat musim.
musim yang buruk,

matahari segera meninggi, udara dalam limpahan
napasnya membentuk kembali memori yang ia
pun tak ingin menamai. jendela masih mengirim
angin yang sama, setelah kabut yang teramat tipis
menjadi tanda: ada yang sebentar lagi beralih akut
dari susut wajah-wajah masa lalu. menjadi hantu
yang menggarisbawahi batas kubur penantian
atas rencana-rencana.

lengan-lengan kepercayaan yang musykil, katanya

matahari semakin tinggi, tapi ia ingin segera
menghablurkan kamu dari segenap sua mesra
yang ia tumpas dengan ingatan-ingatan jangka pendek;
ia tak ingin yang datang menjelma radang aduh
bagi usia cita-cita selanjutnya.

matahari sebentar tinggi, cahaya mengancam
kosong matanya melukai bayang-bayang dirinya,
ia dan segala usaha menghablurkan kamu
kepada cahaya yang masuk lewat celah-celah ventilasi

matahari telah sekian tingginya,
manusia-manusia bertahan dalam kerja
ia saja, yang tak juga beranjak dari cekak rindu
yang beku dan yang cekik


2015 

*Gambar berjudul "The Art of Animation" karya Jie Ma.

12.02.2015

MENYELAMATKAN WAKTU



kusebut engkau puan, sebab kesunyian rohani kita telah tertawan;
puan, kita selalu mengenal mimpi yang tak sengaja kita
ciptakan dengan rajah di lebam wajah, lalu kita tak lupa
mengucap ah yang disinari perasaan megah atas laku pasrah

sesuatu sedang membuntuti kita, puan, ia bertaring
tapi tak perlu kau khawatir, sebab sudah ada yang menjaga
nasib kita. tapi kita perlu menghamili kembali waktu, puan;
demikian kita menyelamatkan sebuah masa di suatu akhir nanti

kusebut engkau puan, sebab kemanusiaan picisan lagi tak
berkawan. kusebut engkau puan, sejak mata buta kita
memperingati segala yang telah ditinggalkan waktu;
diterbangkan dari ingatan-ingatan asu



2015

*Sumber gambar: www.pinterest.com

12.01.2015

FIORETTI


seperti itulah, napasnya yang panjang
menghirup dalam-dalam sursum corda 
memegahkan ke langit satu ke langit lain
dahan pohon-pohon, kicau burung yang berlagu
tentang ofisi derita. bersamaan dengan usia
laku tapa dan perjalanan tanpa alas kaki.

suatu silih telah dipilihnya sebagai tanda,
"ini aku, manusia taat, pencarimu yang abadi;
kemiskinan adalah risalah via dolorosa 
menuju nikmat cahaya terperih"

ia memiliki lengan dan kaki penuh bakti
sebab ia percaya, segala yang bertemu
adalah saudari-saudara yang hendak mengecup
kemuliaan sesama ciptaan,
maka ribuan tahun luka yang pernah
memancarkan getih dari tubuh mesias
membuka lubang stigmata, seraya bernada:

serafin, kirimkanlah kemurnian duka-cinta kami 
kepada surga yang membakar kepedihan 
orang-orang lapar pun papa


2015

*Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/391602130072716529/


11.30.2015

PEREMPUAN A




: hester prynne

 sebuah panggung telah disiapkan, para penonton
dan nyanyian hukuman: lapangan bagi yang bersalah.

perempuan yang menggendong anak di antara kerumun
para pendakwa. ia yang menyangka setiap pagi adalah
jalan keberanian untuk bersaksi bahwa cinta tidak bisa
diadili dengan prasangka apa-apa;
perempuan itu memberkati nasib di punggungnya, memegang
kebencian para puritan untuk dilempar ke semak belukar,
di luar sana penduduk kota bergilir menikam kebenaran
di gedung-gedung pemerintahan

maka seorang pendeta muda datang untuk menyembuhkan lukanya
menyeka airmata sarat misteri. seorang pendeta yang hanya bercita-cita
mencucukkan khotbah-khotbah di mulut lapar si anak;

sebuah panggung suatu ketika telah bersiap menerima seorang pendeta
bersama seorang perempuan dan anaknya, mereka
telah menarik siksaan juga perasaan-perasaan ganjil
untuk dikelebatkan pada hasrat diri yang keparat

"dengan kutuk sunyi yang panjang, kita tebus waktu, anakku
yang menjadikan kita pohon-pohon pinus hidup tanpa dedaunan
rerumput kering yang dibiarkan tidur oleh hujan; segala tanda
yang belum tercecer oleh tumpahan moral"



2015
*https://www.pinterest.com/pin/374080312772368404/

11.29.2015

KEPADA INGATAN



sebenarnya ia sudah tak tahan
bagaimana memperlakukan segala
yang pernah tercerap, bergerak seperti
sesuatu yang tak mudah dimaafkan

ia hanya hendak belajar
bagaimana cinta mesti patah serupa
dahan-dahan pohon tua, lalu tumbuh
tunas pada dahan lain

sebenarnya ia sudah tak tahan
tapi napasnya yang terpotong-potong
oleh matapedang malam panjang
terus membuat kedua matanya menutup
membasahinya sampai kering
sampai benar-benar tawar

ingatan, bila usia masih panjang
apa yang mesti kita mulai
selain mengagumi diri sendiri?


2015

*Sumber gambar: https://www.pinterest.com/pin/490259109407486810/