PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

3.26.2010

KOTA-UBAN


pada nama jalanan kota kami ada

jejak rambut yang beruban

ada sisir tertinggal dengan lekat

air-mandi sehabis kami merapikan

umur kami


pada nama jalanan kota kami

sisir dan rambut-uban adalah perlambang

tahun-tahun lama berputar mencari

waktu yang memanas-dingin di

kepala kami


-kami melihat ada nama jalanan

yang lebih tua

memberi arah ke mana kami

harus tinggal-


2010

LIMA SAJAK SEBELUM TIDUR



ISYARAT TIDUR

jantung gerimis adalah isyarat tidurku yang bertanda-tanya
manusia siapa yang meninggalkan ribuan keping cd
di dalam lubuk-kepalanya yang kecap seperti jadi lidah sebentar
untuk tahu bagaimana setiap pahit dan manis atau sesuatu yang lain
untuk setiap kepingnya.

SEGELAS SUSU HANGAT
aku meminta kehangatan pada tegukan-tegukan
yang lewat di jalan-leherku
supaya aku tak gigil melawan dingin
yang menyendiri pada waktu yang tak tahu
kapan ia akan berhenti mencuri tegukan-susuku
yang tersesat di lehernya.

MUSIK KLASIK
lebih dari sekedar kecupan, sebenarnya
ketika berpenggal-penggal musik klasik berputar
pada kerinduan yang memainkan nada sumbang
di lubang-telinga yang pernah aku masuki
sebelum selimut menutupinya.

DOA
airmata yang berjuang menuju pipi ialah
harapan dan aku yang asli tanpa akhir
untuk menandakan mimpi;
inilah sesuatu yang tuntas setelah ujung-baju-tidur
berusaha menyambutnya, mengamininya.

SEBELUM PEJAM
sampai esok, aku ingin tidur di kecup bibirmu
yang surga itu

: tuan-ranjangku.



2010

3.05.2010

DI JEMBATAN KARTINI, AKU PUISIMU


= d.


sepeda yang kukayuh itu menuju namamu yang dulu

saat hujan masih menggenapi februari yang kuyup pada setiap

keringat dingin yang sering kali menjadi iringiringan

ketakutan kita akan sanksi yang diberikan oleh pak guru

untuk tiap keterlambatan waktu; mata pelajaran di kelas kita

dan nama kita selalu jadi pelanggan yang membeli sanksi

dengan alasanalasan ular di mulut kita


sepeda yang kukayuh itu bergerak-lesat lewat jembatan bambu

yang hampir tiap bulannya ada saja bambubambu yang terjatuh

ke arus sungai banjir kanal timur tanpa mengenal nama siapa

yang lewat di atasnya dan kayuhankayuhan cepat seperti kilat

ialah buah kerinduan atas buku puisi yang aku pinjam dari

reruntuhan bambubambu itu


sepeda yang kukayuh itu telah menitipkan namamu

sebagai saksi buta di setiap nama jalan yang kita lewati

dan di antara semua jalan hanya jembatan itulah melekatkan

namamu eraterat dengan simbol hurufhuruf mimpi yang datang

dari rumahrumah pinggiran bantaran sungai itu; mereka telah

jadi pesan yang terbaca untuk sebuah perjalanan tiga tahun kita


sepeda yang kukayuh itu selalu rindu mendekap jembatan

yang kini bertempel lumut di sisisisi hingga melapuk

tanpa menghilangkan ingatan kita akan nama akan cinta,

di jembatan itulah kita selalu bergegas menjemput

ucapan yang menanti lama sepanjang pagi telah menjadi

jalan yang abadi untuk bingkai hujan di garis lengkung mata kita

lalu menyebutnyebut nama kita


: aku puisimu

aku puisimu!


2010

AKU PADA SETIAP NOKTURNALMU DI KELOPAK MATA KITA


untuk p.


-1-

engkau semestinya tahu akan bentuk rembulan

yang meletakkan bahubahu kita akan doa

tentang secawan airmata yang aku berikan

kepadamu; O, nyanyian yang tersimpan

pada suarasuara burung hantu!


engkau semestinya paham akan rerintik mataku

yang jatuh tepat ke setiap puisi dan yang jatuh tepat

ke setiap jemari yang merancang malam penghujan kita

tanpa ada yang mencurinya.


-2-

engkau telah lama ada di setiap peram yang kusembunyikan

ke dalam rupa awanawan mendung untuk setiap malam yang tiba

ke muka halamanhalaman buku tebal di meja belajarmu, dan

ke atas mimpimimpi panjang yang menggenang di peta bantalmu


tiap malam yang tiba menuju peribahasaperibahasa rindu

adalah pertemuan bagi puisipuisiku akan engkau

: mata yang tak pernah habis kubaca.


-3-

bahkan engkau telah menjadi aku yang aku

aku yang tampak sabit untuk sebuah bibir

yang tak dapat kulengkungkan sedikitpun

kepada bingkai milik wajahmu itu


dan nyanyiannyanyian burung hantu telah jelma

di antara kelopak mata kita; menjadi

rangkuman nokturnalnokturnal yang terkenang

untuk setiap catatan malam yang engkau tulis

akan setiap aku. aku. aku

aku yang engkau baca!


- ingatlah akan ini akan malam akan aku, ingatlah -


2010

METRONOME


engkau sering kali menambang nadanada

pada tutstuts piano dengan jemari yang

tak sampai menyentuh firasat lewat akselerasi

pendek kepada gigil yang membekukan notnot balok

di atas partiturmu; dan seringkali engkau menengok

seberapa dalam ketukan yang tiba pada wajahku


-engkau adalah bunyi tik-tak itu-


2010