PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

4.01.2011

GAUN YANG REMAJA, YANG PERNAH MENCAIR DI GELAS WARUNG

tertanda r.a.w.


- "ketahuilah, aku tidak menulis puisi hanya untuk perasaan--kesedihan yang pingsan. tidak.

berulang kali aku seakan lebih uban darimu. dan puisi seperti mimpi yang belum pernah

mengenal pagi. lalu apa kau ingin menimpaliku dengan senyuman dingin?" -


seorang gadis belajar dari keremajaannya. mengganti umur dengan nasihat uzur.

sebuah gaun memang sengaja tampak anggun. bagi kebahagiaan pun, ibarat kota kota

menyediakan jalan jalan. kepulangan asal kerinduan. padanya masa depan benar benar

turun dari atas ke bawah...layaknya gaun yang begitu panjang. mencinta dan mencipta

sesuatu. sesuatu yang redam dari balik kain, sebelum ia menyebut diri remaja. mencairkan

gaunnya dari pertanda sepasang gelas di sebuah warung. maka, waktu telah sedemikian es

lantaran tak sempat menyimpan banyak pertemuan atau mungkin perpisahan. waktu

telah sedemikian isyarat-erat, semacam rambut yang ia rawat.


sebuah gaun mengajarkan sebuah senyum: seorang gadis dan kelengangannya

dari yang pernah mencair perlahan. menjadi gelas penuh air. penuh rasa dewasa.



2011

JARAK DIAM DIAM BERSEMBUNYI DI SEBUAH POHON REMPAH

buah buah kuning kecil, mereka adalah bumbu

--orang orang panen dan makan bersama;

di meja yang sudah masak di mulut

yang berulang kali menjatuhkan ingatan

buah buah pohon rempah. membusukkannya

diam diam pada lebat sebuah pohon rempah

di kubur persembunyian jarak sebelum tanah

sebelum dapur dan meja makan


2011

ROBOT-ROBOT ELEGI FUKUSHIMA*

tersebab gempa & tsunami di negeri matahari terbit

tertanda bantuan robot



- Monirobo -

sejumlah beban yang tergeletak

sejumlah decak, menyusun radiasi

mengartikan segalanya pada

kehidupan atas rahim yang sedang

gusar dan tenggelam di pusat monitoring

airmata. sebab dengan hidup,

cinta akan sepanjang lengan

manipulator.


"aku pelindung sensor--

alat elektronik anak-anakku,

maka terciptalah maha seisi 600 kilogram

satu koma lima meter tubuhku:

- detektor radiasi

- kamera tiga dimensi

- sensor temperatur dan kelembaban."


- Rainbow 5 -

seribu sembilan ratus delapan puluh enam

rahasia tercipta dari manusia-manusia kabel

yang tak pernah mengenal filosofi kecemasan;

hanyalah bencana kebakaran di perjalanan sekarang

hanyalah marabahaya di perlaluan dunia

sebelum matahari tak lagi terbit dari atap langit

dan tsunami tiba dari kotalaut, ibukotapantai


"suatu yang kelak, tanah berjantung reaktor;

hidup adalah bercinta

bercinta ialah penyemprot air!"


- 510 Packbots, 710 Warriors -

acapkali kesedihan berulang kali meminta

penciptanya lebih lincah daripada rayuan pria

kepada wanita. namun, kini jenis kelamin

telah tiada. ke-ada-an hanyalah bagi

anak-anak tangga dan sepanjang selang.

lantas, bencana sudah lebih rindu

untuk menegakkan benang

di sebentuk raga tanpa pelindung

kematian yang beradiasi


"kita bangun sebuah cadas untuk berdua

atas pemakaman listrik yang mengubur

ruas ketinggian bencana manapun."


- ERASE, EROS, ERELT -

tak ada yang lebih ampuh, selain biduan

malaikat kecelakaan nuklir selain tuhan

paling rusak di muka bumi.

para manusia telah jelma pohon-pohon sakura

yang bertumbangan di tepian bah samudera.

kini hapuslah ketumpahan elegi, wahai fukushima!

kerna isyarat hikmah rupanya lebih pandai

merancang kefiksian manusia.


"aku ERASE;

dunia sebesar enam ton

tanah sebentuk pulau-pulau

tanpa sedikit gempa-tsunami

tapi dengan sejumlah sejarah

kerajaan manipulator hidraulis"


"aku EROS;

tuhan robot cinta dan kehidupan

surga operasi

bagi ruang-ruang

sekalipun reaktor neraka"


"aku ERELT;

berkilometer jarak lamanya

menjadi sesuatu yang teramat singkat

bagi radio relay yang bertindak sebagai kaisar

sebagai tuan atas segala tuan

supaya tak ada yang lagi menangis

karena kejauhan waktu"


atas semua ini, mari merayakan nuklir--bersulang teh

kepada robot-robot pejuang manusia di penghabisan tanah jepang!


2011

*) hasil interpretasi dari sebuah pembacaan:http://sains.kompas.com/read/2011/03/25/19050223/Robotrobot.Ampuh.yang.Melawan.Radiasi


3.22.2011

SAJAK AF KURNIAWAN

3 BAIT SAJAK YANG SEMESTINYA AKAN KUBACA

KETIKA MEMBEZUK SELURUH ANGGREK BULAN

YANG LAYU DI TUBUHMU


: A. Ganjar Sudibyo


[1]

aku membawa seluruh koridor

penampung sepatumu

yang mencintai debu di lantai-lantai kotor.

telah kutulis surat untukmu

di bawah bangku

ketika petang ingin telanjang

menanggalkan kesakitan

yang berlalu lalang

melintasi kepala yang

engkau ciptakan.


kau terbaring, dibaringkan

air-air paling sulung

dari ranjangmu yang berseling selang.


kukira itu air mata dagingmu,

menangis betapa kemarau di tulang

lebih sering mengerang ketimbang

mengering

mencari arti bahasa kamus

yang tak pernah luput

engkau pandang.


[2]

Lama sudah sebuah buku puisi peram

didadamu

buku yang dilahirkan

cuma untuk mengenakan kacamata

agar leluasa kemana-mana.

bertanya kepada siapa-siapa

yang pernah penasaran oleh selarik

pesan rahasia

pesan yang kemudian dituduh

sebagai penipuan

tersebar di setiap layar telepon genggam,

: obat-obatan selalu membujuk kita

agar abai pada kesehatan.


[3]

tak ada kau. ketika aku

melongokkan kepala ke tubuhmu

yang jendela

betapa pot-pot itu berserakan,

seperti ingin mengubur kemudian

mengabarkan berita lelayu,

tentang tumbangnya akar- akar

anggrek bulan,


kurasa kau dan buku puisimu

memang sedang sebentar

jalan-jalan.

barangkali ada kata-kata

seseorang atau perihal

yang ingin kalian temui

untuk kau petik

kemudian menjadikanya

contoh perumpamaan


*doa: semoga lekas sembuh. Amin. Iman. Aman.



AF Kurniawan-semarang 17032011


3.02.2011

FOTO POHON-POHON DONGENG DI DINDING PAMERAN


pohon I

hanya ada tiga dahan semi daun. lalu sebuah kapak tersangkut pada

dahan utama. di bawahnya kubur seorang bapak penuh daun: penebang

pohon.


pohon II

setiap musim adalah gugur. setiap gugur adalah pohon umur--

berbekas lingkaran kambium yang memilin tunas kutukan bonsai.


pohon III

beringin putih, dengan seorang ibu berkaki akar di tanah belukar

dia antara batu batu besar, tertulis

"anak anakku bukan malin kundang, maka murkalah batu!"


pohon IV

dua orang anak menggambar pohon. yang satu dengan seorang

bapak dan tali gantung. yang lain dengan dengan seorang ibu

bersorban putih.


pohon V

zakaria memanjat pohon ara, memotret tuan bulan dan si pungguk

yang sedang menanam surga kerdil untuk setiap kayu sepeninggal

pohon adalah kafan bagi dua orang anak yang baru saja tua.


2010

2.25.2011

PRIMUM EST NON NOCERE*


sejauh aku mengikrarkan bahwasanya senja, takkan lari

lebih dari sehari ketika aku mendekapi angin yang lekas

bersetubuh dengan kota kota pesisir. sejauh itu, aku menanam

pepohon kelapa di kepala supaya bersiuran menghadap ombak:

gelombang gelombang masa kanakku yang bahagia membangun

rumah rumah pasir…..beserta ibu dan bapak, tepian ingatan.


karena masa silam menempuh jaraknya sendiri, menyuburkan

masing masing kepala tanpa merusak masa depan. dan sekarang

aku belajar menemukan nasihat yang sedang menjadi pria tua

entah ke mana ia ada. sebab aku pernah dipeluknya mesra,

membisikkan kata tentang angin seribu senja. pasir tanpa

penghabisan pesisir kedatangan esok demi esok;


“bilamana kau datang sebagai masa yang kini

janganlah sekali kali mendidik dirimu

sebagai masa silam yang tumpah- -penuh jarak pesakitan”


2011



*pepatah latin: perintah utama adalah jangan menyakiti

2.24.2011

KELINDAN

untuk pakdhe totok


[i]

rindumu mesin jahit yang memilin. seperti jentera

takkan berhenti berputar dari jarum ke jarum, dadamu

kini lubang yang kau namai lubuk di gambar baju koyak.

rindumu menciptakan jahitan jahitan ikan yang sabar

menyarangkan telur di tubuhnya. dan bajumu adalah

bekas rajutan kekal dari rusuk ke rusuk

berlambang kuk dengan genangan darah ikan

di bawahnya.


[ii]

sekarang jari jarimu tak lagi lihai, memindai kepiluan yang pintal.

sedang cincin di kelingking kini penuh kutuk uzur namamu;

berkali kali ibumu nyaring di telingamu, meminta

benang sekembalinya mencinta pada baju yang nganga.

katanya sampai esok pun, ia tetap sebagai penjahit

melebarkan tulang-tulang jarimu yang mulai lahir sempit

atas cinta dan kelu rindu.



2011

2.19.2011

SEPATU RAK SEPATU

sore sore, saya membersihkan rak sepatu. rak sepatu ini tergolong kekar

sudah sejak tahun delapan sembilan masih saja berwarna cokelat muda.

masih tahan menampung dua puluh satu pasang sepatu. pun, tidak ada

rerayap yang mau berkoloni membangun sarang. saat bersih bersih, saya

menemukan sepatu milik ibu saya yang penuh debu. entah, kapan terakhir

ibu memakai sepatu di tahun kemarin. tapi sepatu ini seperti tak berhenti

memohon supaya ada yang mengelapnya. saya mengabulkan permintaannya.

sepatu ibu ternyata warnanya sama dengan rak sepatu. ah, tapi untuk

apa lama lama mengelap sepatu ibu. toh, ibu tidak memakainya lagi

dan tidak memanggilnya lagi dengan nama sepatu. sepatu saya letakkan

kembali. hingga tiba tiba ada yang menjerit jerit di lubang sepatu:

surga, surga! bersihkan surga kami, sepatu para ibu!

saya kaget. saya mengintip intip lubang sepatu itu. ternyata

ada ngengat rayap memenuhi bekas telapak kaki ibu

sebelum saya dilahirkan.


sore sore saya membersihkan rak sepatu. rak sepatu yang pernah

sesekali jatuh dari gempa lima koma sembilan skala ritcher. dan tak

sekalipun pernah enyah dibawa bah pada tahun dua ribu enam.

saya kagum. rak sepatu ini seperti ayah saya. tegas. tak patah

arang. suka memberi nasihat bukan kepada pemiliknya saja

seperti saya. kerap kali, saya hanya ingin menjatuhkan airmata

saya demi rak sepatu sepanjang sore. merimbunkan lumut pertama

kalinya supaya nasihat muncul semakin keras dan berteriak seperti

dulu pernah terjadi menjelang penggusuran rumah tetangga saya;

"saban sore, orang mesti berbenah bencana sambil mendengarkan

rak sepatu mereka masing masing. mungkin saja, suatu ketika

ada doadiri memanggil manggil dari dalam sepasang sepatu

yang jarang dipakai mengabulkan bahwasanya di masa depan

benar benar tak ada bencana berpasangan dengan dosa."


2011

KEPRIBADIAN SEORANG SAJAK BERNAMA GANZ

di sajak yang tak ingin bohong, saya sungguh merasa jadi seorang ganz;

penyair muda yang sedang berbangga belajar ilmu psikologi. ho ho ho.

tentu, saya terbaca terlalu narsis sebab ini langkah saya supaya eksis. ya ya,

bolehlah jika anda berpikiran saya ini ganz si penulis yang kerap mencetuskan

sajak sajak, esai esai, dan sejumlah pemikiran absurd di facebook. namun,

bagi anda yang terlahir sebagai kata, saya berharap anda masuk di ruang saya.

bukan untuk menjadi ganz. tetapi untuk menjadi anda. karena anda tetap anda,

saya tetap saya, ganz tetap ganz. memang, sesekali saya merasa jadi ganz.

tapi bukan selamanya menjadi –nya. saya seorang saya yang tidak bisa

berhenti saling tumpah kepala-dada di depan laptop. menjumpa seorang anak

esde sedang bermain petak umpet dengan kata. menemu seorang ibu yang tiba

tiba telungkup bersujud kepada sepiring nasi dan memohon supaya sebutir nasi

menjelma sebuah kata. seorang bapak keluar masuk dari layar laptop. ia ingin

menunjukkan dirinya bahwa sebagai seorang lelaki mesti berani bertualang

melebarkan pandang berlari kencang, bukan menjadi seorang jalang bagi

diri seorang. seorang lelaki mesti punya hasrat menaklukkan dunia tanpa

melupakan cinta. menembus sesuatu yang bahkan dianggap (t)abu, bukan

semata untuk mencipta kata melainkan makna. kerap kali saya minum teh

bersama mereka, sekadar merayakan kata yang harus dirayakan. setiap kali

saya melihat ada seorang bernama ganz membawa serta mereka. duduk

dan memulai pembicaraan tentang asal mula anak, ibu, bapak. lamat lamat

saya percaya kepada ganz, ia tak pernah mengintrogasi pembaca seperti anda.

dan pembaca tak mutlak bernama anda. sebab dalam perayaan kata, segalanya

bisa terbalik berbalik. seperti saya dan ganz. anak, ibu, bapak. mereka itu

kadang menyamar sebagai anda.


--wooii...bodoh amat merayakan kata, apalagi merayakan anda! seru pembaca

di dini hari sambil memelototi sajak ini. sedang saya hanya mengulur tangan

dingin seraya menyambut kedatangan ganz di muka laptop, sekembalinya

berdisposisi sebagai sajak seorang kata seorang anak seorang bapak yang

berkepribadian ganda dan berjiwa anda.


laptop, 2011


KURSI TUA YANG TERBAKAR

jendela itu sekarat, mungkin sebentar lagi meninggal


di tubuhnya keluar asap asap. seketika seorang penyair duduk

meramalkan usianya sendiri sepeninggal puisi tak lagi

menjadi sebuah taman bermain yang luas bagi masa

kanak kanaknya, melainkan keranda bagi dirinya

setelah kursi tua menyematkan api

lebih panas dari bara merapi tahun silam.


jendela itu penyair. kursi tua itu puisi.

dan seseorang itu adalah jasad mereka

yang tak ingin kubur dari masa.


2011