PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

5.17.2010

NAFAS DI RANSEL-MU


Paduka,


kepada gerimis yang kini

bersandar di kesorean yang esok

aku tak mampu menahan seribu gagapku

atas kealpaanku sendiri


jemari jemariku yang tak berkesudahan, menuliskan

menuliskan kesembuhan akan kecacatan tanpa obat.

tanpa obat


kepada gerimis yang kini

membentuk sebuah ransel untuk perjalanan jauh

dengan suara paling parau, pun

aku tak akan bisa pernah meminta

bahwa dunia tak mungkin ada bersama uban

sebab ranselMu telah membekap

penyakit abadi di dalam tubuhku

di dalam gerimis. gerimis yang jelma

nafas di ranselMu


Paduka.



2010

5.08.2010

EMPAT TANDA TENTANG RUANG AIRMATA


tertanda kekasihku, G


tanda 1

ia berlidah seperti bir yang bertahun tahun

aku dan engkau teguk

bersamaan dengan tangisan purnama kepada

puingan cahayanya


sementara tubuhnya berdinding raung dingin

lekat-rekat pada lukisan dua tahun lalu

: seekor anak kucing kehilangan induknya


tanda 2

sehabis waktu yang menandakan

tak ada pekik kematian di dalamnya

karena kehidupan telah mengubur ketiadaan

ke liang liang pemakaman sorga


dan kehendak


dan kehendak telah menjadikannya

ruang tersunyi di antara segala lautan terasing

yang belum pernah ia namai


tanda 3

ia tak pernah memberi pun diberi salam

sebab pintu-pintunya telah dicuri

beratus bahkan beribu kali

oleh angka angka waktu yang berputar

mundur dari arah jarum jam


ia tak pernah dicintai sekalipun ia senantiasa mencintai

setiap lengkung pasang mata yang memurakan rindu

pada sebalik jutaan tisu


tanda 4

ia adalah pesan yang tak mudah dibaca

bahkan oleh mata berair api

atau kamus tangisan terpilu dan terhidu


maka,

jangan pernah engkau lupakan

(meskipun kita akan bersama sama mati)

bahwa di ruangnyalah

kita bukan lagi sekedar


air-

-mata.



2010

MAKA, BERPESIARLAH KE PULAU PESAKITANKU


~ 1/

Ma, dengan siapa lagi aku harus membagi tubuh-kunangku

pada setiap malam yang selalu datang tanpa salam.

apakah mungkin dengan ketidakmungkinan yang pasti

aku mesti meninggalkan pertanyaan bodoh


: di pulau pesakitan terjauh,

kapan aku mati mendekap usia-malammu?



~ 2/

bahwa bergulung gulung kain kafan

telah merupa mimpi yang keluar berlarian

dari arah pulaumu menuju jendela di pulauku

adalah isyarat rencana pengakhiranku

seperti di waktu pemakaman

yang tiba tiba jatuh

menimpamu,


tempo lalu.



~ 3/

di tempat penantianmu, Ma

izinkanlah aku membentuk ribuan mimpiku

sebentuk kapal untuk engkau pakai bepesiar

menyeberangi samudera tangis terluas


kelak, setelah engkau mengetuk pintu pulauku

akan kutunjukkan bagaimana kunang-kunang, bernyala

mengubangi tubuhku yang tak pernah sembuh

di nama pulauku sendiri

tempat aku menuliskan riwayatmu

ke dalam cawan nisanku


dan, setelah engkau benar benar mengetuk

pintu pulauku


akan kutunjukkan bagaimana matahari dan rembulan

menamatkan kebutaan cintaku

setelah berabad engkau curi untuk dihanyutkan kepada ombak

yang arahnya pun

aku tak tahu


maka, bepesiarlah ke pulau pesakitanku

Ma.


2010

5.01.2010

FEBRUARI ITU POHON JAMBUKU DI TERAS RUMAH


kalender telah menampakkan angkaangka hitamnya

bagi sepi yang baru saja berdetak pada jendela kamarku

dan musik itu telah jadi api bagi gigil di lengkung mataku:

nada yang sama untuk mencuci kain airmata


puisi telah menunjukkan batang hidungnya

bagi kediaman februari yang menjadi lalulalang kesendirian

dan menatang keberanian sekaligus ketimpangan

membentuk kepalaku jadi es yang bisa saja mencair

dan pasti mencair di bulan depan saat rumahku telah

jadi rumah bagi cuciancucian diri yang lumpuh


aku telah mengikrarkan catatan yang kutulis

dengan isyaratisyarat lukaku atas cinta yang sendiri tanpa bisa

menerjemahkannya ke dalam nama penyakit yang telah

menggerogotiku bertahuntahun untuk mendapat

obat selain peraman puisipuisiku


februari telah menempaku menjadi saksi ringkasan musim

akan pohon jambu di teras rumahku

yang masih belajar bagaimana berbuah lebat

akan pagi yang jadi guru sederhana bagi puisi

yang mengintip lewat jendela kalender kamarku

supaya setiap kejatuhan daundaun jambu

adalah bukan karena diriku akan dikau!


2010

DUA PUISI SAYA YANG HADIR DALAM ANTOLOGI PENGHUJUNG TAHUN 2009



inilah e-book kumpulan puisi, cerpen dan foto yang tergabung dalam "Antologi Penghujung Tahun 2009", di dalamnya terdapat dua puisi saya


untuk selanjutnya bisa dibuka dan didownload di situs berikut:
http://www.ndokasin.co.cc/blog/

.:: terima kasih dan selamat menikmati ::.


4.30.2010

ALARM PAGI 04.30


04.25

alarm di samping bantalku

telah mengirim kepingan epilog mimpi-mimpi

pada kepalaku ruang berliang oleh jejak titik

linang oleh mata kunang-kunang sorga

yang membawa pundi ilmu-pagi


04.26

alarm itu lalu diam. berdiam melengkapi jam

yang berputar terbalik tak berdetak di keningku.

berdiam menyusun sejarah dua-belas angkanya sendiri


04.27

ada kisah-kisah berisik tentang alarm

yang berkali-kali berjuang meyakinkan padaku

bahwa keraguan adalah musuh purba

bagi waktu matahari yang pasti


04.28

sebelum genap usia lelap di bawah kelopak mataku

telah kutanggalkan tafsiran mimpi di gantungan baju

yang kupakai sehabis tidur memberikan perasaan tentang

istilah keterlambatan purnama yang mengingatkan bunyi alarm itu,

sebelum genap lelap usia


04.29

menit-menit barangkali jadi hitungan sesungguhnya

setelah segala yang mencair di persinggahan waktu

tergantikan oleh kelahiran angka terakhir dari telur

yang retak di ujung tanduk telaga usia


04.30

sebentar lagi alarm mengirimkan nada tanpa angka menujuku

sebentar lagi pertanda akan berbiak di ranjangku

dan alarm beku akan menetakkan

ratusan isyarat pagi yang berjalan keluar dari jendela kamarku

tersebab mimpi yang perlahan menginkarnasikan kematian

angka-angka alarm.




2010

4.23.2010

TENTANG ILALANG DAN PERTAPAAN


kamilah ladang pertapaan tempat tinggal tanggal belalang


1.

dari sekian tempat pertapaan yang ada, daun-daun rumput telah memilih

di mana mereka memelihara klorofil yang membuat mereka benar-benar seperti

hijau. dan sebenarnya sebagian dari mereka adalah penganut paham ilalang karena

ilalang adalah sejarah nenek-moyang para penghuni padang yang disebut-sebut

belalang.


2.

dari sekian tempat pertapaan yang ada, akar-akar rumput hanya mengenal

tanah mana yang memberi kesejahteraan bagi kehijauan keluarganya. mereka ingin

menerapkan ilmu ilalang - - semakin tua, semakin merunduk - - kepada setiap lembar

daun yang memahami keberadaan tunas dan bernas. mereka ingin sekali lagi merasakan

bagaimana penghujan dan kemarau yang tak lupa pada tanah. mereka ingin tinggal, jadi

guru-ilalang.


3.

dari sekian tempat pertapaan saja, hanya sedikit tempat yang sarat dengan bahasa

belalang. karena telah menduga-duga bahwasanya, tak ada tempat sejati yang bisa

mendefinisikan tentang arti tapa yang sebenarnya

: selain neraka di telapak kaki ilalang-sorga.


4.

ketahuilah, bahwa ilalang memiliki kepunyaan sendiri yang tak bisa dipisahkan dari

jawaban-jawaban tanggal berapa belalang akan tinggal sebagai penyair bagi tempat

pertapaannya yang adalah ladang.


5.

ketahuilah sekali lagi, bahwa pepatah tentang mereka bukanlah pepatah yang biasa

berdiam di kamus para penyair. namun, pepatah yang tak kenal apa-siapa yang jadi

penghulu tanah pertapaan selain belalang mampu menetakkan tanggal pada rerimbun


ilalang.


2010