PERCAKAPAN ANTARA LAWRENCE DENGAN AMICHAI [1]

Terjemahan atas Pembacaan Wawancara antara Lawrence Joseph dengan Yehuda Amichai (bagian 1)

NASIHAT-NASIHAT BEN ONKRI

Bagian Satu: 15 Nukilan “A Way of Being Free” (Phoenix House, 1997)

SESEORANG TELAH MENGACAK-ACAK MAWAR-MAWAR INI

Terjemahan atas pembacaan cerpen Gabriel Garcia Marquez

CETAK ULANG: "PADA SUATU MATA KITA MENULIS CAHAYA"

Cetak ulang buku Sepilihan Sajak oleh penerbit Garudhawaca

WAWANCARA ORTOLANO DENGAN COELHO

Terjemahan atas pembacaan wawancara antara Glauco Ortolano dengan Paolo Coelho

7.06.2011

KEPERGIAN BUAH BIRU SUMBI


dayang, selamatkanlah wajahku

bilamana aku akan pergi ke abadmu
seperti kepergian warna langit
menuju kulit paling legit

sebab aku dari pada buah birumu
yang tercipta melalui puisi sekarat
yang pergi. pergi ke abad jauh
melepas rambut uban
menanaknya di airmata ketuban


2011

7.01.2011

CIK-CIK PERIUK, KEPITING HIDUP


mari masak kepiting hidup

sebab bapa kita terlahir dari periuk
dan jantung kita tercubit
seperti ingin keluar dari jebak capit

mari masak kepiting hidup
dan membiarkannya membangun
periuk di ujung lambung
berbau tanah humus


2011

MENAHBIS LAGU KICIR


cepatlah pelan di jalanmu itu

dari jakarta yang macet
lelagu pucet dipercayai
melegakan pulsa di nomor
ponsel masing masing
-- telponlah nenek moyangmu
supaya kita tertahbis
sebagai manusia serapan leluhur
yang kembali dari lirik lagu!



2011

6.18.2011

KEPADA MADRIM


o yayi madrim,
ke manatah dunia
menerakai aku

sebab kini nyawa
terkecup seribu kali
basah di lekuk payudara
menuju diam jantung
sebelum surat pulang lucut
dari kedatangan
batara yamadipati

o yayi, pahamkanlah
aku tak sedemikian mati
di rajam pelukmu--
sebab adalah kehilangan kesekian
aku daripadamu, adalah kehidupan
yang tertebus dari nafas ke nafas


2011


6.06.2011

DI KESUDAHAN


sesudah itu
lalu kesudahan mengetuk tiba tiba

duh durna,
jantung tak mungkin diperbaikki lagi
--angin langit merumun di perhentian
ketika kekekalan akhirnya memang

bertanggungjawab


2011

MANTERA KEBERANGKATAN



di awan
api
sore itu lancang

begitu hambar bunyinya sebelum bel pukul entah
sebelum bratasena menguji diri
maju ke belakang
lantas menceraikan nafsu,
menikahi mantera
menuju jalan kosong

sore itu lancang
api
di awan

--tanah berlamur laut naga
tak ada bunyi paling sunyi
selain kekasih yang mati
di sudut diri cermin naga
merah sebelum saga



2011

5.23.2011

SINOM JALAN KECEMASAN

jalan ini upacara

kematian yang menanti

sebarisan manusia

lari memilih sembunyi

pada halusinasi

hingga waktu tak berguru

menuju bilamana

sedemikian sendiri

berangkat sedari kanak kanak asa



jalan ini perantara

orang timpang yang kemarin

melalu lubang usia

bertanamkan kaki kini

muka kehendak pasi

berderak lari ke hulu

di jam jam kepulangan

kepastian mungkin tasbih

di doa di simpangan malapetaka


2011


5.15.2011

WAKTU YANG MENAMAI KAKI KAKINYA KELEDAI


: kesepian

kuletakkan keamisan puisi

di sunyi empat kakimu

sebab sampai saat ini

tak ada bau penunggang

pun bau penumpang

--ketahuilah, aku tak

selalai waktu


: kerinduan

jika aku menemukanmu

dalam gerbang perjalanan tanpa

derit--kau kusebut sebagai waktu

jika seseorang yang menanak

erang keledai lebih cepat

menemukanmu

maka dengan segenap sebut

aku diri dengan kaki kaki tunggu


: ketakutan

seperti tak menemukan ujung

dan kegetiran matahari

sebelum melupakan pagi.

bulu kudukku masih saja

menginginkan kau, waktu

yang lebih hitam dari gelap


: kelepasan

marilah bebas

lepas kaki kakimu

dunia ini tak seperdu keledai,

ada waktu baru yang jauh

menamaimu--

menantimu di sana!



2011

LANGIT TETAP LANGIT YANG MERATAP MUKA DENGAN TANAH

untuk re


bilamana ada sebuah tempat yang lebih dongeng

kau berjanji untuk tak menceritakannya kepada siapapun;

kau lihat, di sini selalu saja pintu menyatakan deritannya


maka keluarlah re. keluarlah


kita sama sama tahu

badan ini akan jatuh dan selamanya tinggal

di kehidupan yang serba biasa

--meninggikan kabut dingin

dari remasan isak tangan

langit mengetahuinya,


lalu kau simpan di renyuh ratap matamu

sedang dadaku sesak untuk mengeluarkan langit

lebih banyak lagi


2011

BAKARAN

memahamimu adalah sepersekian waktu kedipan ini kembali

merasakan mata yang terbuang dari lubangnya

--lubang api


malam ini, perhentian nero sebelum menyesal meratapi kotanya

lalu kau sebuah catatan yang sedang ditipu kehangusan

antara belulang nasrani


2011

IA INI KOTA ILALANG

ini kota ilalang. jalan rumah tanah

capung, kekupu, lebah madu

lalu lalang menuju langit perdu


ia tuliskan berpenggal penggal jarum jam di telapak tangannya

setelah guratan bergariskan tanda silang dan ia mulai tak mengerti

hidup yang terramal ini mau dikemanakan. ia memanjangkan kaki

melenturkan tangan, membilangkan matanya yang mulai hilang.

kata orang jalan, tinggalkan satu mata untuk dirimu. satu lagi

untuk yang kau temui. --telapak tangannya basah kuyup,

hujan riuh sekali di luar sana. ia berpulang di suatu kerinduan

tempat paling ramai sekaligus sepi. tak ada restoran, warung kopi,

sesak gedung gedung. hanya mungkin savana hijau dan kehidupan

di sebuah kepulangan yang tak bermaksud; tanpa pernah merasa

saling sakit.


lepaslah


ini kota ilalang. jalan rumah tanah

capung, kekupu, lebah madu

lalu lalang menuju langit perdu


2011

4.01.2011

PESAN RANTING

aku mencintaimu, angin


maka patahkanlah aku segera

dan bawalah ke tanah lain

tempat berdiri pohon pohon

tak telindas zaman


tubuhku telah timpang

aku butuh pohon lain, menyatu

untuk sekedar merasakan

umur di ruas kambium

dengan warna berbeda


sebab kau adalah udara

yang tak berhenti melumuri

kulitku dengan masa,

masa yang tetap kembali

seperti pagi


aku mencintaimu, angin


maka tanahkanlah aku

di jantung akar pohon

berumur panjang


2011

FATWA PUISI DI MINGGU MALAM


1.

cintailah dua puluh empat jam hari ini, sebelum satu jam selanjutnya luput berlibur.


2.

tulislah gosip paling puitis. tulis lagi. baca lagi. dan jangan sesekali menyalahi orang lain dengan gosipmu. sebab orang paling bahagia ialah yang pandai bergosip.


3.

ini tanggal merah, tanda orang orang melepas gerah. maka tumpahkanlah otak yang kiranya semakin sampah.


4.

sempurnakanlah imanmu dengan berpuisi. sebab, kata itu tak pernah dusta atas dirimu.


5.

jika ada orang menanyakan, ada apa dengan sabatmu? maka jawablah, senin adalah esok dan lampau. setiap hari adalah Tuhan.


6.

apabila orang memujimu dengan puisi, pangkaslah matamu sebelum ia berdaun dan berbuah haram.


7.

bahwasanya ini puisi. jikalau ada yang ingin berprasangka buruk, berdoalah dahulu karena sebentar lagi senin. (mungkin saja minggu besok tak ada minggu)


8.

renungkanlah: puisi tak pernah sah disebut fatwa. pun, ini tak semata malam yang agama.


9.

jam sembilan tepat. seorang yang merasa penyair haruslah tewas seketika--menulis nas di nomor sepuluh, sebelum akhirnya meramal semua malam menjadi minggu yang genap.


10.



2011

GAUN YANG REMAJA, YANG PERNAH MENCAIR DI GELAS WARUNG

tertanda r.a.w.


- "ketahuilah, aku tidak menulis puisi hanya untuk perasaan--kesedihan yang pingsan. tidak.

berulang kali aku seakan lebih uban darimu. dan puisi seperti mimpi yang belum pernah

mengenal pagi. lalu apa kau ingin menimpaliku dengan senyuman dingin?" -


seorang gadis belajar dari keremajaannya. mengganti umur dengan nasihat uzur.

sebuah gaun memang sengaja tampak anggun. bagi kebahagiaan pun, ibarat kota kota

menyediakan jalan jalan. kepulangan asal kerinduan. padanya masa depan benar benar

turun dari atas ke bawah...layaknya gaun yang begitu panjang. mencinta dan mencipta

sesuatu. sesuatu yang redam dari balik kain, sebelum ia menyebut diri remaja. mencairkan

gaunnya dari pertanda sepasang gelas di sebuah warung. maka, waktu telah sedemikian es

lantaran tak sempat menyimpan banyak pertemuan atau mungkin perpisahan. waktu

telah sedemikian isyarat-erat, semacam rambut yang ia rawat.


sebuah gaun mengajarkan sebuah senyum: seorang gadis dan kelengangannya

dari yang pernah mencair perlahan. menjadi gelas penuh air. penuh rasa dewasa.



2011

JARAK DIAM DIAM BERSEMBUNYI DI SEBUAH POHON REMPAH

buah buah kuning kecil, mereka adalah bumbu

--orang orang panen dan makan bersama;

di meja yang sudah masak di mulut

yang berulang kali menjatuhkan ingatan

buah buah pohon rempah. membusukkannya

diam diam pada lebat sebuah pohon rempah

di kubur persembunyian jarak sebelum tanah

sebelum dapur dan meja makan


2011